Saturday, July 30, 2016

WARNA-WARNI LEBARAN 2016


Assalamu'alaikum.

Lebaran memang sudah berlalu, tapi kenangannya tak akan pudar oleh waktu. Seperti perayaan Hari Raya Idul Fitri sebelumnya, tahun ini alhamdulillah saya beserta keluarga masih diberikan kesehatan untuk bisa berangkat ke kampung halaman kami di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Bagi saya dan keluarga, berkunjung ke kampung halaman akan selalu jadi agenda yang ditunggu-tunggu setiap tahunnya karena di saat itulah saya bisa bercengkerama dan menghabiskan waktu bersama si Mbah. 

Tahun 2016 ini saya dan keluarga kebetulan hanya menghabiskan waktu selama 5 hari di Yogya. Buat kebanyakan perantau, pastinya waktu 5 hari itu sangat sebentar ya?! He he.. saya juga merasa begitu. Liburan kali ini memang lebih singkat karena saya sengaja tidak meminta cuti ke kantor. Jatah cuti 8 hari sudah pernah saya gunakan sebagian bulan Maret lalu saat liburan ke Jepang. Niatnya, sisa cutinya mau saya simpan untuk keperluan keluarga sewaktu-waktu atau untuk liburan akhir tahun. Semoga.

Baca juga 10 Tips Liburan Tanpa Tour ke Jepang dan Wisata Malam di Tokyo dan Osaka yang Patut Dicoba

Nah, cerita Lebaran saya tahun ini sangat menyenangkan meski tak banyak aktivitas yang kami lakukan selama di Yogya, selain bersilaturahim dengan keluarga besar. Seperti biasa, beberapa hari sebelum Lebaran kami sibuk menyiapkan beragam kue kering di rumah. Kue-kue tersebut nantinya akan dibawa ke Yogya untuk dihidangkan di rumah Mbah dan juga sebagai hantaran untuk beberapa sanak keluarga. Tak tanggung-tanggung, saya dan mama kali ini berhasil membuat 5 macam kue kering Lebaran lho, antara lain kue nastar, kastengel, corn-flakes, chocolate chips dan sagu keju. Kue chocolate cookies adalah salah satu yang jadi favorit keluarga karena dibuat dengan sangat crispy dan cokelat banget!! Resepnya juga sudah saya share lho di blog.. He he he. 






Selain kue kering (dan tentunya sayur ketupat), makanan yang juga selalu ada pada saat Lebaran adalah tape ketan! Tape ketan memang telah lama menjadi panganan khas Lebaran di lingkungan tempat si Mbah tinggal jadi saat di Yogya, tape ketan pasti selalu tersaji di meja tamu. Berbeda dengan yang ada di Jakarta, tape ketan di Yogya dibungkus dengan daun pisang dan umumnya menggunakan beras ketan putih. Penyajiannya pun tidak menggunakan ketan uli, melainkan dengan keripik melinjo, atau biasa disebut emping. Jadinya, rasa manis, asam dan gurih semua jadi satu. Saya suka banget pokoknya sama kudapan yang satu ini.  

Cerita Lebaran seru saya kemudian berlanjut tentang melakukan sesuatu yang unik di Yogya. Jika tahun lalu saya menikmati liburan Lebaran dengan menonton pertunjukkan sendratari Ramayana di kompleks Candi Prambanan, tahun ini saya dan keluarga melakukan pemotretan foto keluarga sehari sebelum Hari Raya Idul Fitri. Nah, yang unik dari pemotretan foto keluarga saya kali ini adalah dari segi tema. Kalau kebanyakan foto keluarga bertema black and white (hitam putih) atau semi-formal dengan dresscode kebaya, jas atau jenis seragam lainnya, salah satu studio foto yang berlokasi di dekat Tugu ini justru mengusung tema yang unik yaitu Jawa tempo dulu. Bahkan properti yang disediakan pun benar-benar jadul, termasuk dresscode-nya. Saya bahkan menemukan beberapa perangkat gamelan, sepeda ontel dan alat penumbuk padi atau lesung di dalam studio. Saya, adik dan orang tua saya benar-benar disulap menyerupai keluarga Jawa sederhana. Seru deh pokoknya! He he he. 

Photo credit: Studio Sinten

Photo credit: Studio Sinten
Cerita menarik lainnya adalah jalan-jalan ke Malioboro. Jujur saja, saya dan keluarga selalu enggan jalan-jalan ke sana saat liburan. Kenapa? Karena pas liburan Malioboro itu ramai banget! Parkir mobil juga lumayan susah, plus macetnya. Hanya saja, tahun ini saya dan keluarga menyempatkan waktu untuk mampir ke Malioboro dengan niat... mencari wedang uwuh di Pasar Beringharjo! Ha ha ha. Ibu saya kebetulan sedang cinta-cintanya dengan minuman herbal yang satu ini. Tapi jangan sampai salah mengartikan ya! Wedang Uwuh dalam bahasa Jawa berarti minuman sampah. Kenapa disebut sampah? Karena bahan-bahannya memang layaknya 'sampah' yaitu berupa daun-daunan dan akar tumbuhan. Racikannya biasanya terdiri dari jahe, kayu secang, cengkeh, kayu manis, pala, daun sereh dan kapulaga, yang kemudian dimasak dengan cara direbus jadi satu lau diberi gula batu saat dihidangkan. Poko'e nikmat!






Saat itu suasana jalan Malioboro memang cukup ramai dan sempat macet setelah melewati Malioboro Plaza. Ternyata kemacetan tersebut disebabkan oleh penutupan jalan karena akan digunakan untuk rombongan iring-iringan Grebeg Syawal. Benar saja! Setelah jalanan terlihat sudah lowong (dan saya pun menyempatkan diri berfoto di tengah-tengah jalan Malioboro), saya menyaksikan arak-arakan para abdi dalam Keraton Yogyakarta membawa gunungan hasil bumi menyusuri jalan Malioboro. Gunungan tersebut diantar dari alun-alun Keraton menuju ke Balai Kota. Beberapa gajah pun turut ikut dalam pawai yang diadakan setiap tahunnya itu. Wah, beruntung sekali saya hari itu! Warga dan turis yang berada di sekitar lokasi tampak antusias untuk melihat pawai dari dekat. Saya pun tak ketinggalan mengambil beberapa foto.

Nah, itu tadi warna-warni kisah keceriaan saya dan keluarga saat merayakan hari Lebaran tahun ini. Semoga keceriaan Lebaran juga teman-teman rasakan bersama keluarga ya! Salam hangat selalu~

Kiri-kanan: Saya, Si Mbah, Adik

Lokasi Studio Foto Sinten:
Jalan Diponegoro No. 1B, Yogyakarta
Telp: 0821 24 980777 / (0274) 544567
(Harus reservasi)

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tulisan ini diikutsertakan dalam Blogging Competition "Cerita Lebaran Asyik" yang diadakan oleh Blogger Perempuan dan Diaryhijaber

Buat kamu yang Muslim, ayo dukung Hari Hijaber Nasional yang jatuh pada tanggal 7 Agustus 2016 mendatang. Caranya, jangan lupa untuk datang ke upcoming event-nya Diaryhijab ya! Ada berbagai kegiatan menarik lho! Berikut detail acaranya:

HARI HIJABER NASIONAL
Tempat: Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat
Waktu:  7-8 Agustus 2016

So, catat tanggalnya dan ajak sebanyak-banyaknya keluarga ataupun teman-teman kamu! See you there, insya Allah.


Saturday, July 23, 2016

MY 10 TRAVEL BUCKET LIST


Assalamu'alaikum.

Beberapa hari yang lalu salah satu sahabat saya menunjukkan foto-foto liburannya ke Eropa. Tiba-tiba pertanyaan ini terbesit di dalam kepala saya, 
"Kapan ya saya juga bisa seperti dia?"
Alih-alih iri sama perjalanan yang dia jalani itu, saya justru mulai memutar otak dan bertanya dalam hati mana lagi ya tempat menarik dan indah di dunia ini yang ingin saya datangi. Begitu antusiasnya saya mendengar pengalaman teman saya tersebut, lantas saya kemudian membayangkan jika saya berada di sana sepertinya. 
"Eh, kayaknya asyik kalau saya bisa ke sana...", pikir saya begitu. 
Ah, dia benar-benar telah menginspirasi saya saat itu, sampai-sampai saya ceritakan kembali ke ibu saya perihal keinginan saya untuk travelling ke beberapa tempat yang teman saya datangi tersebut. And then, saya akhirnya mengambil kesimpulan untuk membuat sebuah list. Semacam bucket list tempat-tempat yang ingin (dan harus) saya datangi (before I die). Ups, is that too much? He he he.

Setelah saya mencari inspirasi dengan searching di dunia maya, ternyata banyak blogger yang pernah memposting tentang topik ini. Jadi tambah semangat untuk menuliskan harapan dan keinginan saya tersebut di sini, dan yang pasti berharap bisa mewujudkannya segera.


Alright, so here we are, my 10 travel bucket list! Setelah pernah tinggal 1 tahun di Sydney, Australia, dan menjalani short-course di Shanghai, Cina, kemudian melakukan perjalanan wisata di negara tetangga terdekat Singapore, lalu Jepang serta beribadah di Mekah-Madinah, Saudi Arabia, kira-kira tempat menarik mana lagi yang ingin saya kunjungi ya?


Photo credit: http://www.queenstownnz.co.nz
Queenstown, New Zealand - Jujur, sebagian teman kuliah S2 saya dulu sudah ada yang pernah mengunjungi kota ini. Siapa yang tak akan tahan untuk ke sana kalau bukan karena pemandangan dramatis pegunungan Southern Alps yang terbentang di balik Wakatipu lake. Bagus banget! Pokoknya mirip dengan yang ada di Switzerland. Berwisata ke New Zealand pernah menjadi mimpi saya ketika masih di bangku sekolah, tapi sayangnya sampai detik ini belum juga kesampaian. Semoga saya bisa mewujudkannya dalam waktu dekat bersama calon suami... eh, aamiin. 



Photo credit: http://flickr.com
Amsterdam, Belanda - Amsterdam selalu membuat saya melted karena kanal-kanalnya yang cantik. Cahaya lampu yang menghiasi bangunan di sisi-sisi kanal di waktu malam membuat kota ini makin romantis. Ah, sepertinya akan sangat menyenangkan jika bisa bersepeda sambil berkeliling mengitari kota yang dijuluki bike city ini. I hope so... soon :)



Photo credit: http://image.pbs.org
Istanbul, Turki - Meskipun dengar-dengar Turki masih kurang aman untuk para wisatawan asing karena kejadian pemboman di kota Ankara tempo hari, tapi kota ini masih jadi destinasi favorit saya. Terlebih lagi, saya ingin sekali bisa menginjakkan kaki ke dalam Hagia Sophia dan sholat di Blue Mosque. Pasti akan menjadi pengalaman spiritual yang tidak akan pernah terlupakan.



Photo credit: http://www.whichcities.com
Granada, Spanyol - Awalnya saya sama sekali tidak tahu tempat ini. Buat saya, yang familiar dari Spanyol adalah kota Barcelona dan Madrid-nya. Tapi, akhirnya saya tahu kota yang berada di kaki pegunungan Sierra Nevada ini dari sahabat saya yang sukses membuat saya takjub. Ternyata selain di Turki dan Israel, beberapa peninggalan sejarah peradaban Islam dari masa perang Salib juga terdapat di Spanyol. Alhambra adalah salah satu destinasi wajib jika berkunjung ke Granada, dan saya ingin merasakan keindahan panorama sunset di langit Alhambra yang berwarna merah muda. So pretty!



Photo credit: https://margberphotography.com
Grindelwald, Switzerland - Nah, inilah tempat yang saya katakan seperti 11-12 dengan kota Queestown, di New Zealand. Grindelwald merupakan salah satu desa di Switzerland yang berada di kaki pegunungan Alpen. Saya seketika tertarik untuk memasukkan tempat ini ke dalam travel bucket list saya setelah melihat foto-foto bulan madu salah satu teman dekat saya asal Malaysia. Dia pun sempat berpesan pada saya, "You should go there, Anissa!" Yup, I would definitely go there! Menaiki cable car menyusuri ketinggian deretan pegunungan Alpen serta menaiki scenic train menjadi kegiatan wajib jika berkunjung ke sana. Hmm, kira-kira kapan ya?



Photo credit: http://ohfact.com
Marrakesh, Maroko - Terus terang saya tidak pernah sadar kalau ternyata Maroko itu adalah salah satu negara di benua Afrika. Saya selalu berpikir kalau Maroko adalah negara Timur Tengah, dan ternyata saya salah. Tidak seperti negara-negara di Afrika pada umumnya, suasana kehidupan di Maroko memang lebih menyerupai negara-negara Timur Tengah seperti Lebanon atau Mesir. Mungkin karena mayoritas penduduknya adalah Muslim. Salah satu yang menarik dari Maroko adalah pusat kota Marrakesh dengan pemandangan sudut-sudut jalannya yang unik, terlebih lagi suasana di pusat perdagangan di kota tersebut. Etnik banget!



Photo credit: http://prodigy.umbrella.al/
Paris, Perancis - Kalau tempat ini saya yakin banyak orang yang ingin sekali ke sana. Apalagi tujuannya adalah untuk berfoto dengan menara Eiffel dan menikmati romantisme kotanya. Ah, Paris memang magnet bagi siapa saja yang ingin berwisata ke Eropa. Kalau kata orang, jalan-jalan ke Eropa belum komplit jika belum mengunjungi kota Paris dan berfoto dengan ikonnya, termasuk menikmati kuliner-kuliner Perancis yang tersohor di seluruh dunia. Well, Paris pasti akan selalu menjadi destinasi wisata impian saya. Kamu juga 'kan?



Photo credit: http://worldwidetour.org
Toyama, Jepang - Jepang adalah salah satu negara favorit saya, dan saya tidak akan pernah bosan untuk ke sana (lagi dan lagi). Akhir Maret 2016 lalu adalah pertama kalinya saya menginjakkan kaki ke negeri Sakura. Namun, tempat yang belum sempat saya kunjungi waktu itu adalah Toyama. Toyama adalah sebuah prefektur di Jepang yang terkenal memiliki beberapa tempat wisata indah, khususnya di musim-musim tertentu. Dua di antaranya adalah desa Shirakawa-go yang termasuk dalam situs warisan dunia UNESCO serta Gunung Tateyama yang terkenal dengan rute Tateyama Kurobe Alpine-nya. Kedua tempat ini memang paling menarik jika dikunjungi saat musim salju. Hmm, bagaimana ya rasanya menikmati musim dingin di Jepang? Look forward...



Photo credit: https://upload.wikimedia.org
Kairo, Mesir - Kairo dan piramidanya memang sudah menjadi pasangan yang tak akan bisa dipisahkan. Apalagi sama unta-unta yang dihias cantik untuk siap mengantar turis asing berkeliling di hamparan padang pasir. Pasti akan menjadi pengalaman yang berkesan dengan melihat langsung peninggalan kerajaan Fir'aun yang pernah berjaya pada masa lalu sekaligus bisa berada di salah satu spot film-film box office dunia. Huaaa.. Let's go!



Photo credit: https://www.csum.edu/
Hanoi, Vietnam - Jika tempat-tempat yang sudah saya sebutkan di atas tadi lokasinya lumayan jauh dari Indonesia, nah, kalau ini sedikit bertetangga karena masih berada dalam satu wilayah regional dengan Indonesia. Entah mengapa saya kok tertarik banget untuk mengunjungi Vietnam padahal saya sendiri belum pernah ke Thailand atau pun Malaysia, hi hi hi. Selain biaya wisata di sana terbilang murah, Vietnam ternyata juga memiliki kegiatan wisata yang menarik seperti menyusuri Delta Mekong dan mencoba cruise di Halong Bay. Saya juga pecinta makanan Vietnam seperti Pho, Spring Roll dan Banh Mi. Aduh, jadi lapar.. he he he.

Itu tadi daftar 10 tempat wisata yang masuk ke dalam travel bucket list saya. Sebenarnya masih ada beberapa tempat lain di dunia yang ingin sekali saya datangi. Tapi, mungkin nanti saja setelah sudah berhasil mendatangi beberapa tempat di atas. Aamiin, semoga terwujud! :)

Nah, kalau kamu bagaimana? Adakah tempat berbeda yang ingin sekali kamu kunjungi? Semoga bisa menginspirasi ya!

Saturday, July 16, 2016

10 PACKING ESSENTIALS FOR TRAVELLING IN JAPAN





Assalamualaikum.

Jepang merupakan negara empat musim yang selalu menyenangkan untuk dikunjungi. Tidak hanya alamnya yang menakjubkan, tapi juga orang-orangnya yang ramah dan sopan. Selain itu, makanan Jepang yang terkenal lezat dan sehat menjadi daya tarik tersendiri bagi turis-turis mancanegara untuk datang ke Jepang. Namun, mengingat Jepang adalah negara yang sedikit unik, diperlukan sedikit tips jika ingin berpergian ke sana, termasuk salah satunya tips packing!

Jika kamu merencanakan perjalanan ke Jepang, ada beberapa hal yang harus kamu catat sebagai daftar bawaan wajib. Tentu saja, daftar bawaan yang akan kamu siapkan perlu disesuaikan dengan musim pada saat kamu berada di Jepang. Tip terpenting dari saya? Jangan overpack! Pastinya ada begitu banyak barang dan buah tangan menarik yang ingin kamu beli dan membutuhkan ruang tersendiri di koper kamu. Berikut 10 packing essentials yang wajib kamu persiapkan saat melakukan perjalanan wisata ke Jepang.





Sepatu kets (sneakers) – Kalau kamu hendak berpergian ke Jepang tandanya kamu harus siap untuk banyak berjalan kaki. Meskipun moda transportasi di Jepang sudah terbilang maju dan beragam, tetapi beberapa sudut kotanya mengharuskan kamu untuk lebih sering berjalan kaki. Misalnya saja di stasiun kereta, dimana kamu bisa menjangkau peron kereta yang jaraknya mencapai 1 km. What? Yup, that's trueSo, gunakan sepatu yang nyaman seperti kets atau sneakers. Sepatu berjenis flat yang compact dan ringan juga bisa kamu bawa. The most important thing is comfort!

Light luggage – Buat kamu yang senang berpergian ala backpacker, maka membawa koper besar is totally a big NO! Nantinya kamu akan melihat kalau ternyata orang Jepang itu terbiasa membawa koper kemana-mana. Tapi percaya deh, akan sangat merepotkan buatmu jika harus menarik-narik koper besar, apalagi saat menaiki kereta yang penuh sesak. Oleh karena itu, gunakan koper berukuran kecil atau sedang selama berada di Jepang dan bawalah pakaian secukupnya. Salah satu travel tips yang juga bisa kamu lakukan adalah dengan menggunakan baju berlapis, khususnya pada saat musim dingin, dan juga musim semi, dimana udara umumnya masih terasa sejuk.

Uang tunai – Tidak semua tempat wisata, tempat perbelanjaan maupun tempat makan di Jepang menerima pembayaran menggunakan kartu debit ataupun kartu kredit. Menyiapkan sejumlah besar uang tunai saat berpergian ke Jepang merupakan salah satu hal wajib. Jika uang yang kamu bawa dari tanah air terbatas, tukarkan Rupiah saat masih berada di bandara di Jepang dibandingkan harus mencari-cari money changer di pusat kota. Kalaupun nanti kamu terdesak untuk memperoleh uang tunai tapi sulit menemukan money changer, maka carilah ATM di 7-Eleven terdekat. Mesin ATM milik Japan Post Office dan Seven Bank dapat digunakan untuk mengeluarkan uang tunai dari kartu kreditmu, baik yang berlogo Visa maupun MasterCard. Tapi tetap perlu diingat ya, kamu akan dikenai biaya charge yang tidak sedikit untuk transaksi ini.

Dompet koin (coin purse)  Nah, selain membawa uang tunai, kamu juga perlu menyiapkan dompet koin selama berada di Jepang. Mengapa? Uang kertas (banknotes) Jepang dimulai dari pecahan 1000, dan 1000 yen itu nilai yang cukup besar lho. Hmm, kira-kira setara dengan 100000 Rupiah. Untuk pecahan 1 sampai 500 yen hanya tersedia dalam bentuk koin. Jadi, tidak jarang ketika kamu berbelanja di Jepang, kamu akan mendapati uang kembalian berupa koin. Selain itu, uang koin akan sering dipakai pada saat menggunakan moda transportasi, seperti bus atau kereta. 

Kamera digital – Barang yang satu ini sudah pasti masuk ke dalam daftar checklist utama para traveller. Kalau bisa diumpamakan, berwisata tanpa membawa kamera is a huge disaster, he he he. Kamera jenis apapun tentunya bisa kamu bawa, baik kamera saku sampai yang sophisticated seperti DSLR ataupun mirroless camera. Tapi yang terpenting, jangan cuma mengandalkan kamera ponsel ya! Kamera ponsel memiliki memory yang cenderung terbatas. Bisa-bisa kamu kehabisan memory untuk menyimpan 500 foto narsis kamu, he he he.

Universal travel adapter – Selama berpergian ke Jepang, tentunya kamu akan membawa berbagai jenis alat elektronik dan perangkat digital, mulai dari ponsel, tablet hingga kamera. Tapi jangan sampai, sudah jauh-jauh ke Jepang, banyak barang elektronik yang kamu bawa dari Indonesia ternyata tidak dapat dipakai di sana ya. Setiap negara pastinya memiliki tipe steker yang berbeda-beda, termasuk Jepang. Selain itu, Jepang dan Indonesia juga memiliki perbedaan tegangan listrik. Jika di Indonesia voltase  yang digunakan 220 Volt, maka di Jepang menerapkan voltase 110 Volt. Hal ini akan cukup memusingkan jika kamu tidak well-prepared lho! Karenanya, lengkapi barang bawaanmu dengan universal travel adapter yang tentunya tidak hanya menyesuaikan dengan jenis steker yang biasa dipakai tetapi juga dengan besar tegangan listriknya. Dengan begitu, gadget kamu akan aman dan tidak akan rusak saat digunakan di Jepang.

Hand sanitiser – Jangan kaget jika terkadang kamu akan sulit untuk menemukan wastafel atau tempat cuci tangan di restoran atau kedai makan di Jepang. Pihak restoran biasanya akan menyiapkan handuk basah hangat yang berfungsi untuk membersihkan tangan yang kotor sehabis makan. Beberapa toilet juga tidak menyediakan sabun untuk cuci tangan. Untuk itu, tidak ada salahnya untuk selalu membawa satu botol kecil pembersih tangan (hand sanitiser) yang akan membantu kamu untuk tetap bersih dan sehat kapan pun dan di mana pun.

Kamus saku Bahasa Jepang (pocket dictionary) – Salah satu kendala yang sering dialami para traveller saat berpergian ke Jepang adalah bahasa. Jepang memiliki bahasa tersendiri yang tulisan dan pengucapannya berbeda dengan bahasa asing pada umumnya. Sama halnya dengan negara Asia Timur lainnya yakni Cina dan Korea, Bahasa Jepang tidaklah mudah bagi sebagian besar wisatawan asing yang datang ke Jepang. Di samping itu, tak banyak penduduk asli Jepang yang bisa berbahasa Inggris. Untuk itu, bawalah selalu kamus saku Bahasa Jepang kemana pun kamu berpergian di Jepang. Kamus yang dibawa pun tidak harus tebal. Setidaknya kamu dapat berkomunikasi dengan bahasa percakapan sehari-hari yang sederhana, misalnya saja “sumimasen” yaitu ucapan permisi saat hendak bertanya pada orang asing atau “kore wa ikura desu ka” pada saat menanyakan harga barang. Alternatif lain, kamu juga bisa menginstal kamus Bahasa Jepang digital atau aplikasi Bahasa Jepang di ponsel kamu. Percaya deh, orang Jepang akan semakin menghargaimu jika kamu sedikit bisa berbicara dalam bahasa mereka.

Handuk kecil – Tak jarang kamu akan menemui sejumlah toilet umum yang tidak menyediakan tissue untuk mengelap tangan yang basah sehabis mencuci tangan. Mereka bahkan tidak memiliki pengering tangan. Karenanya, kebanyakan orang Jepang membawa sapu tangan atau handuk kecil di dalam tas atau saku mereka. Handuk kecil juga sangat berguna untuk menyeka hidung saat cuaca dingin atau untuk menghapus keringat dari wajah selama cuaca lembab di musim panas. Sebenarnya, kamu bisa saja membawa tissue dan menyimpannya selalu di dalam tas, but hey, it’s not environmentally friendly, is it?

Jilbab dan aksesorisnya – Jika kamu adalah seorang wanita Muslim dan berhijab, maka bukan hanya pakaian nyaman saja yang perlu dipikirkan, tetapi juga jilbab yang akan dikenakan. Bawalah jilbab yang ringan tetapi tetap memberikan kesan nyaman. Pilihan jilbab yang akan dibawa juga bisa disesuaikan dengan baju yang akan kamu pakai. Jilbab pashmina instan mungkin dapat sedikit membantu kamu untuk mengurangi penggunaan jarum. Tapi, saya yakin kamu tidak akan tahan untuk sedikit bergaya saat travelling. Hmm, why not?

Nah, itu tadi 10 packing essentials yang bisa menjadi referensi kamu. Menurutmu, adakah hal lain yang perlu disiapkan saat berpergian ke Jepang? Bagikan tips dan komentarmu ya! Cheers~

Sunday, July 3, 2016

HEAVENLY CRUNCHY CHOCOLATE CHIPS COOKIES


Assalamualaikum.

Hi, there!

Menjelang Hari Raya, banyak dari kita pastinya sudah mempersiapkan segala sesuatu, mulai dari baju lebaran, alat sholat hingga kue dan panganan yang akan disajikan nantinya. Salah satu ciri khas perayaan Lebaran di Indonesia tak lain adalah kue kering yang beragam jenisnya. Beberapa yang jadi favorit kebanyakan orang Indonesia di antaranya kue Nastar, Kastengel dan Putri Salju.

Seakan menjadi barang wajib di setiap rumah, kue kering kini bisa kita peroleh dengan mudah karena bisnis kue kering sudah semakin menjamur dan inovatif. Berbagai varian rasa kue kering telah mulai dijual dengan harga yang relatif terjangkau. Namun, sudah menjadi kebiasaan bagi saya dan keluarga untuk membuat kue kering sendiri di rumah. Selain lebih hemat, kami juga bisa lebih leluasa menjadikan kue tersebut sebagai hantaran saat berkunjung ke rumah saudara atau kerabat. 

Mau coba membuat kue Lebaran saya? Nah, kali ini saya mau berbagi resep salah satu kue kering kesukaan saya, Chocolate Chip Cookies! Kebetulan kue ini saya buat untuk batch kedua, hehe, dan saya lagi baik banget karena memberikan begitu banyak chocolate chips di dalamnya. Maklum mau habisin sisa bahan yang ada, he he.


Sebetulnya saya sudah pernah memposting resep almond choco cookies di sini. Tapi, bedanya dengan resep saya sebelumnya yang bentuknya agak tipis dan lebar, pada resep ini, tekstur cookies yang dihasilkan nggak cuma padat tapi juga crunchy. Berikut resep yang saya modifikasi dari resep I Sing in The Kitchen.


Bahan-bahan:

2 sdm mentega tawar
1 sdm roombutter
1/2 cup minyak sayur
1 1/2 cup gula halus
2 cup tepung terigu
1/2 cup bubuk cokelat
1 butir telur
2 sdt vanila bubuk
1 sdm cuka apel (apple cidar vinegar)
3/4 sdt garam
1/2 sdt soda kue
1/2 sdt baking powder
2/3 cup dark chocolate chips
3/4 cup kacang mede, cincang kasar


Cara membuat:
  1. Mikser jadi satu mentega, roombutter, minyak sayur dan gula halus dengan kecepatan sedang selama kurang lebih 5 menit hingga lembut.
  2. Di wadah terpisah, campur jadi satu telur yang sudah dikocok lepas, cuka apel, soda kue dan baking powder.
  3. Masukkan campuran telur ke dalam mikser. Biarkan terus dikocok kurang lebih 7 menit hingga warna adonan memucat.
  4. Tambahkan vanila bubuk dan garam. Kocok sebentar lalu matikan mikser.
  5. Masukkan kacang mede dan chocolate chips. Aduk rata.
  6. Sementara itu, ayak tepung terigu bersama dengan bubuk cokelat. Jika sudah tuang campuran tepung ke dalam adonan mikser sedikit demi sedikit sambil diaduk.
  7. Jika semua bahan sudah tercampur jadi satu, dinginkan terlebih dahulu adonan kue ke dalam kulkas selama 1/2 jam.
  8. Siapkan loyang dan olesi dengan mentega ke seluruh permukaan. Panaskan oven sampai suhu 135 derajat Celcius.
  9. Letakkan 1 sdt adonan ke permukaan loyang (bisa juga dibentuk bulatan-bulatan). Lakukan terus hingga adonan habis.
  10. Panggang adonan kue di dalam oven kurang lebih 15 menit hingga matang (dan pastikan jangan sampai gosong ya!). Jika sudah matang, keluarkan dari oven lalu dinginkan sejenak sebelum ditata di dalam toples atau wadah.
Tips: Mungkin di antara kamu ada yang bertanya-tanya, kenapa saya harus pakai bahan asam seperti cuka apel? Jadi cuka apel berfungsi agar menghasilkan reaksi kimia dengan baking powder dan soda kue. Cuka seringkali digunakan dalam proses baking. Tidak hanya membantu menambah unsur crunchy pada cookies, tetapi juga meningkatkan rasa manisnya. 
Bagaimana resepnya? Semoga bisa dipraktekkan juga ya! Selamat mencoba!

Tips Untuk Membuat Tamu Rumah Liburan Merasa Senang Di Rumah Anda

Pernahkah Anda memiliki perasaan tidak pasti bepergian ke suatu tempat untuk tinggal bersama keluarga yang tidak Anda kenal dengan baik? ...