Monday, June 17, 2013

HOW TO WIN ADS/AAS SCHOLARSHIP

Dear all. Dua hari yang lalu saya merasa lega karena pada akhirnya saya bisa mencurahkan pengalaman dan inspirasi kepada sejumlah alumni dan adik-adik mahasiswa FKM UI di acara Sharing Beasiswa ADS/AAS. Sungguh perasaan yang bahagia bisa menyalurkan semangat yang pernah saya rasakan setahun yang lalu, tepat ketika saya mempersiapkan segala sesuatu dalam perjuangan saya meraih beasiswa ADS/AAS. 

Di acara berdurasi sekitar 2 jam itu, saya dan rekan saya, bang Jerico F. Pardosi telah memberikan berbagai informasi yang tentunya bermanfaat seputar beasiswa ADS/AAS serta tips bagaimana 'memenangkan' beasiswa tersebut. Sesi pertama tentu saja diisi oleh bang Jeri. Sebagai senior dan pendahulu saya sesama penerima beasiswa ADS/AAS, beliau sangat pantas menjelaskan hal-hal mengenai gambaran beasiswa ADS/AAS dan perkuliahan di Australia. Sedangkan saya ambil posisi sebagai pemberi tips dalam meraih beasiswa tersebut (slidenya bisa dilihat di sini). Tapi kembali lagi bahwa usaha yang pernah saya lakukan tentu bisa berbeda dari usaha teman-teman pejuang yang lain. Saya pun yakin ada berbagai tips di luar sana yang mungkin sekali tidak sama dengan yang saya jelaskan waktu itu, tapi pada dasarnya itu semua merupakan bagian dari pengalaman saya, dan ketika saya dinyatakan berhasil, tak ada salahnya untuk berbagi.



Tentu peserta acara yang hadir lebih dari cukup dari apa yang sebelumnya saya bayangkan. Saya melihat antusiasme dan rasa keingintahuan mereka terhadap beasiswa ADS/AAS. Hampir sebagian besar memang masih menjabat sebagai mahasiswa, ada juga yang alumni, tapi saya yakin info seperti ini bisa kapan pun kita bagikan tak memandang apakah mereka yang akan menerima masih duduk di bangku kuliah atau sudah lulus. Intinya adalah persiapan dan acara ini merupakan bagian dari persiapan mereka. Semoga ya.. hehe.

Nah, kurang rasanya kalau saya tidak membagikan hal-hal yang sudah saya sampaikan tersebut di blog ini. Berikut adalah tips saya tentang bagaimana cara memenangkan beasiswa ADS/AAS. Tips ini tidak hanya merupakan hasil dari pengalaman saya tahun lalu, tapi juga hasil penelusuran saya terhadap kesuksesan dan keberhasilan orang lain. Silahkan disimak ya. :)

  1. Bagaimana pun juga meraih suatu beasiswa itu seperti suatu perjuangan di medan perang. Setiap akan maju berperang, tentu saja kita butuh amunisi yang cukup serta strategi dan taktik yang baik. Oleh karena itu, satu hal yang pertama kali akan kita lakukan tentu saja kenali beasiswanya. Teman-teman yang memang berniat melanjutkan studi di Australia dan melamar beasiswa ADS/AAS tentu harus tahu dengan pasti beasiswa tersebut, kan? Kenali mulai dari persyaratannya (eligible requirement), jenis beasiswa seperti apa yang akan diberikan nantinya, waktu seleksi hingga deadline. Semua ini harus teman-teman ketahui dengan seksama, agar bisa dipersiapkan secara matang. Saya yakin teman-teman sudah sering mendengar tentang beasiswa ADS/AAS? Jika tidak, teman-teman bisa buka website-nya. Sekarang tidak terlalu sulit menurut saya untuk mencari informasi, hanya berbekal sambungan internet, teman-teman sudah bisa menemukan harta karun berharga yang teman-teman cari. Intinya, jangan malu bertanya! Dan juga jangan segan mencari tahu! :) 
  2. Setelah kita sudah cukup tahu tentang beasiswa tersebut, lantas selanjutnya adalah tahap persiapan. Persiapan ini maksudnya mempersiapkan berkas-berkas dan persyaratan yang dibutuhkan dalam melamar. Oh ya, saya lupa. Satu hal yang penting adalah kemampuan bahasa. Saya yakin teman-teman sudah tidak awam lagi kalau kemampuan Bahasa Inggris menjadi penting ketika kita berencana sekolah ke luar negeri. Nah, kalau teman-teman merasa demikian, selayaknya teman-teman bisa mempersiapkan yang satu ini jauh sebelum pengumuman beasiswa ini dibuka. Kenali kemampuan kita! Ketika kita berniat melanjutkan studi ke LN tapi kita tahu kemampuan Bahasa Inggris kita masih kurang, nah di sinilah kita harus mulai meningkatkan kemampuan kita. Caranya? Tentu saja dengan belajar dan berlatih. Hal ini bisa kita lakukan dengan berlatih sendiri atau mengikuti kursus. Zaman yang modern ini memberi kita banyak kesempatan untuk dengan mudah belajar. Buku-buku persiapan TOEFL/IELTS atau online course bisa jadi alternatif sumber. Bisa juga dengan latihan membaca buku-buku atau jurnal berbahasa Inggris, menonton film/acara berita berbahasa Inggris tanpa membaca subtitlenya, dsb. Jadi bayangkan jika ketika teman-teman tahu bulan Maret-Agustus pembukaan seleksi beasiswa namun teman-teman belum punya nilai TOEFL/IELTS yang memadai dan belum sempat berlatih, tentu akan menjadi sulit bagi teman-teman, kan? Jadi, persiapkan secara matang! 
  3. Hal yang tak kalah penting adalah menetapkan jurusan dan peminatan yang dituju. Ini menjadi sangat penting karena jangan sampai ya kita pengen banget kuliah di Australia tapi bingung mau kuliah apa. :) Menurut saya, dalam proses seleksi, rencana kuliah termasuk jurusan/peminatan yang akan diambil tentunya menjadi salah satu poin penting dalam penilaian. Oleh karena itu, tentukan dari jauh-jauh hari jurusan apa yang akan kita tuju, termasuk universitasnya ya. Sering-seringlah mampir ke website universitas-universitas di Australia. Kenali jurusan-jurusan yang ditawarkan, mata kuliahnya, hingga bidang penelitian yang menjadi concern universitas tersebut. Pemilihan ini bisa bersandar dari minat kita, kelanjutan dari latar belakang pendidikan kita terdahulu, jurusan yang dibutuhkan di tempat kerja, dsb. Pasti banyak alasan teman-teman soal pemilihan ini. Yang pasti teman-teman harus tahu betul mengapa mengambil jurusan tersebut, dan mengapa harus di Australia. Nah, pertanyaan ini masuk di form aplikasi lho! ;)
  4. Jika teman-teman adalah calon pelamar S2 research atau S3, maka pencarian supervisor menjadi hal utama yang dipersiapkan. Pasalnya, ketika di perkuliahan nanti, kita akan lebih banyak berkecimpung dalam penelitian dan teman-teman akan membutuhkan seorang pembimbing/supervisor dalam hal ini. Pada dasarnya, mencari supervisor itu gampang-gampang susah, dibutuhkan kesabaran pada level skala tinggi. Teman-teman bisa mencari calon supervisor dengan sering-sering mengunjungi bagian research di website universitas yang akan teman-teman tuju. Kenali mereka dengan melihat profil singkat yang ada di website tersebut serta daftar publikasi ilmiah yang telah mereka hasilkan. Setelah itu tentu saja, menjalin komunikasi dengan mereka. Jika saat pertama mencoba, email teman-teman belum dibalas, jangan berkecil hati. Kemungkinan besar mereka sedang sibuk dan tak sempat membaca email kalian, atau mungkin judul email yang kurang eye-catching sehingga mereka enggan membacanya. Teruslah mencoba, gunakanlah bahasa yang sopan dan tidak 'menembak' mereka langsung dengan meminta untuk menjadi supervisor. Jika sudah berhasil, tidak ada salahnya melampirkan bukti komunikasi teman-teman dengan sang calon supervisor pada berkas form aplikasi. Menurut saya, ini akan menjadi nilai lebih karena menunjukkan bentuk keseriusan teman-teman.
  5. Selain mencari supervisor, hal lain yang tak kalah penting bagi teman-teman yang akan melamar S2 master by research atau S3 adalah proposal riset. Proposal riset menjadi sebuah keharusan untuk diisi pada form aplikasi dan merupakan salah satu indikator penilaian. Persiapkan secara matang. Oya, untuk teman-teman yang mengambil S2 master combination (coursework+research) seperti saya tentu juga harus mempersiapkan proposal riset. Menurut saya, menyiapkan proposal riset ini bukan perkara mudah. Dulu saya harus mengatur kalimat demi kalimat yang akan saya sampaikan dalam proposal riset agar menjadi rangkaian yang padat namun jelas. Bukan tanpa sebab, jumlah kata untuk setiap bagian proposal dibatasi. Misal latar belakang (background) dibatasi hanya 150 kata. Oleh karena itu, kita perlu menyiapkan ini dengan seksama. Jangan sampai karena dibatasi pun, penjelasan-penjelasan yang penting justru malah terlewati. Misal justifikasi masalah atau latar belakang yang tidak to the point. 
  6. Nah, jadi ketika mengisi form aplikasi, berhati-hati ya! Pertimbangkan bagaimana grammar-nya dan tentu saja ketepatan kosa kata yang digunakan. Kalau teman-teman merasa tidak yakin dengan apa yang sudah diisi, bisa minta cek oleh orang lain (tapi jangan malah minta dibuatkan ya, hehe). Mintakan mereka untuk melihat kembali form aplikasi yang telah teman-teman isi. Tentu saja, bisa siapa saja. Saudara, teman, sahabat, guru, atasan, atau siapa pun yang dirasakan memiliki kemampuan bahasa Inggris lebih baik. Saya juga dulu pernah melakukan hal yang sama, dan alhamdulillah cara ini berguna sekali. Selain itu, fill with your heart ya! Maksudnya jangan berlebih-lebihan. Utarakan maksud secara tulus tanpa menggambarkan keterpaksaan. Be humble and honest! :)
  7. Tips no. 1-6 itu adalah ketika teman-teman menghadapi proses seleksi awal. Nah ketika sudah  berhasil terpilih menjadi salah satu daftar pendek (shortlisted), maka teman-teman akan menghadapi tes IELTS dan wawancara JST (Joint Selection Team). So, you should be familiar with IELTS. Khususnya teman-teman yang waktu melamar menggunakan nilai TOEFL ITP. Kenali sebisa mungkin jenis pertanyaannya. Persiapkan dan berlatihlah selalu karena sebenarnya untuk bisa menempuh suatu ujian kuncinya hanya dengan sering latihan. Saya dulu hanya berbekal sebuah buku pelajaran IELTS yang lumayan tebal lengkap dengan beberapa contoh tes serta beberapa materi dan video tentang tips writing dan speaking IELTS yang saya peroleh dari internet. Saya pelajari itu semua dalam waktu kurang dari 3 bulan, pas setelah saya dinyatakan sebagai salah satu shorlisted candidate pada bulan November 2012 hingga waktu tes IELTS yang jatuh bulan Januari 2013. Minim? Tentu saja. Saya yakin jika saya berlatih lebih awal lagi, tentu skor yang saya peroleh akan lebih baik dari yang sekarang. Akan tetapi, kalau teman-teman masih sempat ikut kursus pun tidak ada salahnya. Sebelumnya saya bahkan sempat sengaja mengambil kursus conversation untuk melatih kemampuan bicara saya sekaligus meningkatkan rasa percaya diri saya. Jadi kembali lagi ke awal, prepare, prepare, and prepare. :)
  8. Lantas, bagaimana dengan tes wawancara? Tips saya, pelajari kembali form aplikasi yang teman-teman isi dan buatlah beberapa prediksi pertanyaan yang kemungkinan akan diajukan pewawancara. Seringkali, pertanyaan yang ditanyakan adalah semua hal yang teman-teman tulis di form aplikasi. Saat wawancara bulan Januari lalu, saya pertama kali langsung ditanyakan soal rencana studi saya. Tanpa basa basi salah satu pewawancara yang berasal dari universitas di Australia alias native saat itu menanyakan kepada saya tentang apa pekerjaan saya sekarang, jurusan S1 apa yang dulu saya ambil dan rencana jurusan yang kini akan saya tempuh, alasan apa memilih jurusan tersebut, lalu bagaimana jurusan tersebut bisa membantu Indonesia, bla bla bla.. Jadi kita diminta menjelaskan bukan malah menjawab pertanyaan. Saat itu saya sebisa mungkin seperti bercerita dan membuat alur, sehingga percakapannya tidak terdengar monoton dan terbentuk suasana yang tidak menegangkan. Selain itu, saya juga ditanyakan seputar proposal riset, mulai dari tujuan penelitian, mengapa memilih bidang itu, adakah penelitian yang sama sebelumnya, bla bla bla... Bahkan yang buat saya kaget, saya juga ditanyakan soal rencana S3 saya, kira-kira apa yang ingin saya teliti nantinya. Huaa... sungguh kalau yang ini di luar bayangan saya. Jadi teman-teman upayakan membuat daftar pertanyaan yang kira-kira bakal ditanyakan. Syukur-syukur dihafal ya isian form aplikasinya, hehe. Tapi jangan sampai apa yang kita sampaikan berbeda dengan apa yang pernah kita tulis. :p
  9. Terakhir, be optimist dan don't give up! Jika kamu salah satu dari sekian ratus orang yang gagal pada saat melamar pertama kali, tetaplah mencoba dan jangan menyerah. Karena kita tidak tahu kapan keberuntungan dan rejeki itu akan datang. Be confident tapi juga jangan over confident. Tetap apa adanya. Oh ya, sama satu lagi. Jangan lupa untuk terus berdo'a. Yakinlah bahwa Tuhan selalu ada untuk menyertai usaha-usaha kita, maka dekatkanlah terus diri kita padaNya. Pasrah tetapi juga tetap ikhtiar. Mintakan juga do'a orang-orang terdekat, terutama orang tua. Ada yang mengatakan bahwa do'a orang tua dapat membuka pintu rejeki seseorang. Tak lupa, do'akan juga teman-teman kita yang sedang berjuang sama seperti kita. Jika teman-teman tulus, insya Allah ada malaikat yang akan mendengarnya dan mendo'akan hal yang sama untuk teman-teman (baca dari hadist). :)
Bagaimana tipsnya? Mudah-mudahan bisa membantu ya. Kembali lagi bahwa yang apa saya sampaikan di sini adalah sebagian besar hasil pengalaman saya dan orang lain, bukan juga 100% yang saya lakukan. Karena tidak 100% makanya saya berikan tips ini biar hasil yang teman-teman dapat lebih baik dari saya. Aamiin. Oh ya, tips ini juga bisa teman-teman dapatkan dengan lebih jelas di beberapa website beasiswa, seperti miliknya Pak Made Andi, madeandi.com. Kenal kan siapa dia? Kalau tidak kenal, bisa kenalan sekilas di sini. Atau teman-teman bisa juga baca bukunya yang baru terbit berjudul "Berguru ke Negeri Kangguru". Saya juga masukkan ulasannya sedikit di sini. Ini bukan dalam rangka promosi, tapi beliau adalah salah satu guru saya, yang tentunya telah memberikan info tentang beasiswa ADS/AAS lebih banyak dari ini.
    So, selamat berjuang ya!!! Semoga bisa menginspirasi. :)

    No comments:

    Post a Comment

    Tips Untuk Membuat Tamu Rumah Liburan Merasa Senang Di Rumah Anda

    Pernahkah Anda memiliki perasaan tidak pasti bepergian ke suatu tempat untuk tinggal bersama keluarga yang tidak Anda kenal dengan baik? ...