Wednesday, December 24, 2014

CILOK SAUS KACANG SEDERHANA

Dear all,


Assalamualaikum.

Hayo di antara kamu siapa yang suka jajan cireng, cimol atau cilok? Saya termasuk generasi yang sewaktu kecil (sampai sekarang) senang jajan cireng dan cimol. Meski sudah jarang dilakoni, tapi makanan sederhana ini selalu ada di hati. Tssaahh. 


Karena itu, saya ingin sekali berbagi resep cilok dengan saus kacang yang dijamin bisa jadi alternatif cemilan di sore hari. Bahan untuk resep cilok sebenarnya tidak jauh berbeda dengan bahan yang digunakan dalam resep cireng dan cimol. Hanya saja cara memasaknya saja yang berbeda. Cilok umumnya tidak menggunakan isi layaknya cireng, dan tidak digoreng layaknya cireng dan cimol.

Nah, saya kali ini berhasil mencoba memodifikasi resep cilok yang banyak beredar di internet yang tentunya disesuaikan dengan kondisi saya sebagai anak kosan. Jadi, memang bahan dasarnya semua serba sederhana dan dijamin mudah dipraktekkan (untuk anak kosan), he he he. Selain itu, kebetulan saya juga masih punya beberapa bahan makanan yang sayang saja kalau tidak dipergunakan. 

Langsung aja yuk disimak bahan dan cara membuatnya.
Print Friendly Version of this pagePrint Get a PDF version of this webpagePDF

Bahan-bahan:

Cilok:
  1. 200 gr (1 cup kurang lebih) tepung kanji
  2. 200 gr (1 cup kurang lebih) tepung terigu
  3. 3 batang daun bawang, diiris halus
  4. 2 sdm bawang putih bubuk
  5. air 300-400 ml
  6. garam secukupnya
  7. kaldu bubuk secukupnya
  8. lada secukupnya
Saus kacang:
  1. 4-5 sdm selai kacang (pilih yang crunchy)
  2. cabe bubuk secukupnya
  3. 1/2 sdt bawang putih bubuk
  4. garam dan gula pasir secukupnya
  5. 1 tetes cuka atau secukupnya
  6. air matang
Cara membuat:
  1. Pertama-tama kita buat adonan cilok terlebih dahulu. Campur jadi satu semua bahan kering (tepung kanji, tepung terigu, bawang putih bubuk dan irisan daun bawang). Aduk rata. Sisihkan.
  2. Rebus air bersama dengan kaldu bubuk, garam dan lada.
  3. Jika rebusan air sudah mendidih, tuang air sedikit demi sedikit ke dalam adonan tepung tadi sambil diaduk dan diuleni. Jangan tuang air sampai habis. Uleni sampai adonan mudah dibentuk, tapi jangan terlalu padat juga ya supaya nanti tidak keras saat sudah direbus.
  4. Bentuk adonan berbentuk bulat.
  5. Didihkan air kembali lalu rebus cilok hingga cilok mengapung dan benar-benar matang. Angkat, tiriskan.
  6. Sementara itu, untuk saus kacangnya, campur selai kacang, garam, gula pasir, cabe bubuk, bawang putih bubuk dan cuka bersama air matang secukupnya di dalam wadah/mangkuk.
  7. Masak campuran tersebut dalam panci atau bisa juga dididihkan menggunakan microwave selama 60-90 detik hingga saus jadi mengental.
  8. Jika sudah selesai, sajikan cilok bersama saus kacangnya.

Menurut saya sederhana sekali resepnya. Menurut kalian bagaimana? Mudah-mudahan bisa langsung dipraktekkan ya. Insyaa Allah.

So, selamat mencoba! :)

Wassalam.

Thursday, December 18, 2014

MARTABAK MANIS COKLAT KEJU (DENGAN RAGI)

Assalamualaikum.


Dear teman-teman,

Apa kabar hari ini? Mudah-mudahan selalu dalam keadaan sehat. Kenapa? Supaya teman-teman bisa memasak sesuatu yang istimewa. He he he. 

Hasil jepret teman saya. Courtesy: Silvany

Hari ini saya mau berbagi resep martabak manis yang pastinya selalu menjadi favorit kebanyakan orang Indonesia. Setelah mencoba hampir 3 kali resep yang berbeda, saya akhirnya memutuskan resep inilah yang paling pas dari segi tingkat kekenyalan dan rasanya. Kemarin saya dan teman saya mencoba membuat martabak manis keju di rumah. Selain sulit sekali dicari penjualnya di Sydney, teman saya kebetulan juga lagi ngidam, he he he. 

Jadi, selama saya mencari resep-resep tersebut di internet, banyak sekali versi yang beredar, mulai dari menggunakan ragi dan baking powder hingga menggunakan baking soda saja tanpa ragi. Saya telaah memang pada umumnya martabak manis yang dijual di pinggir jalan tidak menggunakan ragi. Mereka hanya menggunakan baking soda sebagai bahan pengembang dan yang terpenting, untuk menghasilkan serat-serat yang khas dalam martabak. Tapi karena saya kebetulan hanya punya ragi dan baking powder, jadi saya mencari resep yang menggunakan bahan-bahan tersebut. Voila! Jadilah resep ini yang saya pilih dan alhamdulillah sukses dan hasilnya memuaskan. 

Udah nggak sabar ingin mencoba? Yuk ditengok resepnya. :)

Bahan-bahan:


23-24 sdm tepung terigu (plain flour), bukan terigu yang diberi pengembang (self-raising flour)
2 sdm gula pasir 
1 sdt ragi instant (instant yeast)
1/2 sdt baking powder
1/2 sdt garam
2 butir telur, kocok lepas 
350-400 ml susu cair
Margarin, susu kental manis, sebagai olesan
Meises coklat, selai kacang, selai coklat (nutella) dan keju parut untuk topping


Cara membuat:

  1. Siapkan bahan-bahan.
  2. Campur jadi satu dalam wadah tepung terigu, gula pasir, ragi dan baking powder. 
  3. Aduk bahan-bahan tersebut jadi satu.
  4. Jika sudah tercampur, masukkan susu cair sedikit demi sedikit sambil terus diaduk. Susu cair terlebih dahulu dihangatkan (bisa menggunakan microwave hingga hangat2 kuku. Tujuannya agar ragi menjadi aktif pada suhu tersebut).
  5. Aduk hingga adonan tidak menggumpal. 
  6. Kemudian masukkan kocokan telur dan garam lalu aduk rata kembali.
  7. Perhatikan konsistensi adonan. Adonan tidak akan terlalu kental dan terlalu encer (mirip adonan pancake). 
  8. Jika dirasa adonan masih terlalu kental, tambahkan sedikit air putih matang.
  9. Jika sudah selesai, diamkan adonan selama 30 menit sebelum dimasak sambil ditutup dengan lap bersih.
  10. Setelah adonan didiamkan, panaskan wajan pan datar teflon (anti lengket). Tuang adonan sebanyak dua sendok sodet sayur atau hingga rata dalam wajan dan masak dengan api kecil.
  11. Tutup adonan yang tengah dimasak. Perhatikan gelembung-gelembung udara yang muncul. Jika sudah muncul, buka tutup pan dan taburkan gula pasir di atasnya. Lalu tutup kembali. Masak hingga martabak matang.
  12. Angkat martabak dan oleskan margarin selagi panas.
  13. Tuang susu kental manis di atasnya dan taburkan toping sesuai selera (saya menggunakan nutella dan keju slices untuk sandwich). Lipat martabak kemudian potong-potong.
  14. Sajikan martabak selagi hangat.
Bagaimana? Tidak terlalu sulit? Insyaa Allah tidak ya. Kalau kalian sudah menguasai resep martabak manis ini, dijamin keluarga tambah sayang, he he he. Dan satu lagi, kalian jadi bisa sering-sering membuatnya di rumah. 

Selamat mencoba ya! :)  

Saturday, December 13, 2014

IMAJINASI

Menghayal itu ternyata mengasyikkan ya? Aku baru sadar, ternyata sudah bertahun-tahun aku seperti berbaring dalam hamparan bunga tidur yang enggan membuatku terbangun. Oh, atau mungkin aku tidak tahu saja bahwa selama itu pula ada seseorang yang hendak membangunkanku. Layaknya pangeran yang menyelamatkan Putri Tidur dari lelapnya yang panjang?
Ah, aku menghayal lagi 'kan. Sudah ah! Mungkin memang sudah bukan waktunya lagi bermain imajinasi dan menghayal sesuatu yang tidak pasti. Tapi jika itu hanya sepenggal cerita fiksi, salahkah?
Mereka bilang, cerita fiksi kadang perumpaman kisah yang sebenarnya terjadi dalam nyata. Bagiku, itu adalah refleksi diriku, suasana hatiku, pengalamanku dan ya, imajinasiku. Tuh 'kan, lagi-lagi soal imajinasi. Tapi aku bingung, apakah mencintaimu juga adalah sekedar imajinasiku?
Sepertinya, sudah pernah kutanyakan itu kepadamu. Yah, maklum saja, aku ini kadang lupa. Aku saja hampir lupa kalau aku pernah mencintaimu. Atau sebenarnya sengaja lupa. Itu mungkin aku lakukan karena aku tahu diri, aku pasti masih dalam posisi terlelap dalam mimpi. Karena kini aku tahu bagaimana rasanya saat sudah tersadar.
Aku bersyukur kini ada sesuatu yang membuatku terjaga. Sesuatu yang bahkan hatiku sendiri sulit untuk menjelaskannya. Tapi kupastikan ini bukan imajinasiku lagi. Karena aku sadar betul bahwa aku sekarang dibuat menjauh darimu. Entah apa yang membuatku begitu. Kecewa dan penyesalan? Ah, jeleknya aku bahkan tidak tahu itu apa. 
Tapi, percayalah, sudah jutaan kali aku mencari tahu jawabannya. Dan aku tetap tak tahu alasannya. Atau mungkin lagi-lagi aku lupa. Aku dibuat lupa oleh cintaku pada rasa sakitnya. Tidak hanya olehmu, tapi oleh orang-orang sebelum dirimu yang menamai diri mereka 'cinta sejati'. 
Memang ada cinta sejati di dunia ini? Apa itu hanya imajinasiku?

Wednesday, December 10, 2014

SAVING MELBOURNE IN MY LAST POCKET

Assalamualaikum.


Apa kabar? Bagaimana kondisi kalian menjelang akhir tahun ini? Happy karena sebentar lagi akan memasuki pergantian tahun? Sedih karena banyak keinginan yang belum tercapai sepanjang tahun? He he he.

Apapun yang kalian sedang rasakan dan hadapi, paling tidak berikan yang terbaik untuk hari ini ya. Paling tidak untuk diri sendiri jika dirasa belum mampu memberikan yang terbaik untuk orang lain di sekitar kamu.

Oke, bismillah. Pagi ini saya hendak menceritakan kisah perjalanan saya yang menurut saya bentuk apresiasi kepada diri saya pribadi. Kita berhak lho sesekali memberikan 'bonus' untuk diri kita. Apalagi mendekati akhir tahun, tidak ada salahnya memanjakan diri kita, salah satunya dengan berwisata ke tempat-tempat yang baru. 

Beberapa hari yang lalu, saya baru saja menghabiskan waktu bersama kawan-kawan saya di Melbourne. Mengapa Melbourne? Sebenarnya simple, karena Melbourne salah satu kota yang dekat dengan Sydney. Melbourne juga menawarkan berbagai macam tempat wisata yang sayang aja untuk dilewatkan, mulai dari wisata alam, belanja sampai wisata kuliner yang sangat terkenal.

Hari pertama (7 Desember 2014) kami lewati dengan merasakan duduk di dalam gerbong kereta jurusan stasiun Central (Sydney) menuju stasiun Southern Cross (Melbourne). Ditemani hamparan pemandangan padang rumput dan peternakan yang luas, kami menghabiskan waktu kurang lebih 10 jam perjalanan. Lama ya? Ya, memang. Tapi, paling tidak saya sudah pernah merasakan perjalanan jarak jauh menggunakan kereta di Australia. Rasa-rasanya hampir sama sih ketika saya mudik ke Yogyakarta atau Purworejo, he he he.

Suasana di dalam stasiun Southern Cross, Melbourne

Gerbang utama stasiun

Tiba di Melbourne, sore itu kami disambut dengan rintik-rintik gerimis. FYI, Melbourne itu terkenal dengan cuacanya yang sering 'galau'. Maksudnya, cuaca yang cepat sekali berubah, kadang panas, dingin bahkan hujan seketika. Tapi sudah tahu cuaca di kota mudah berubah, saya justru tidak membawa satu pun baju hangat/jaket. Mungkin saya pikir musim panas layaknya Sydney juga bisa saya temui Melbourne. Ternyata saya salah, udara saat itu dingin. Saya hanya bisa berdo'a semoga saya kuat menghadapi hari-hari berikutnya.

Malam harinya, kami hanya sempat mencari makan malam di sekitar Elizabeth street dan mengitari Collins street untuk melihat pertunjukkan Christmas lights di City Town Hall. Maklum saja, mendekati natal dan tahun baru, kota-kota di Australia giat mempercantik diri dan menyuguhkan banyak acara dan pertunjukkan bagi warganya. 

Christmas lights di City Town Hall

Alhamdulillah, tempat saya menginap sangat dekat dengan Flinders station, salah satu stasiun kereta tersibuk di Melbourne. Stasiun ini juga merupakan spot yang wajib dikunjungi oleh turis seperti saya, he he he. Kalau kamu ada kesempatan ke kota ini, berfotolah dengan keindahan arsitektur Flinders Station yang menjadi ciri khas Melbourne, ditambah St. Paul Cathedral yang berada dekat dengan stasiun. Saya saja sampai mengambil foto dua kali, di malam hari di hari saya tiba dan beberapa hari berikutnya.

Flinders Station di malam hari
Hari kedua (8 Desember 2014) kami isi dengan perjalanan yang lumayan jauh ke bagian selatan Melbourne. Tapi sebelumnya, kami menikmati sarapan ala Cafe di The Old Chamber, Collins street. Cafe ini menyuguhkan menu sarapan vegetarian dan makanan khas Israel. Meski sedikit agak mahal, tapi porsi dan rasa makanan yang diperoleh terasa seimbang. 

Lanjut, kami berangkat menuju Flinders station. Jadi, atas request dari seorang teman, kami mengunjungi museum Scienceworks yang berlokasi di daerah Spotswood dilanjutkan dengan berwisata alam di Werribee Open Range Zoo. Meski mungkin kedua tempat ini umum ditemui di tempat lain (baca: museum dan kebun binatang), tapi banyak hal menarik yang ditawarkan dari kedua tempat ini. Di dalam Scienceworks, kami bisa mencoba beberapa permainan science yang seru. Tapi memang tempat ini lebih cocok untuk anak-anak sih he he he. Cuma, lama-lama asyik juga mencoba permainan teleport yang tiba-tiba membuat kita menghilang. Permainan lain di antaranya membuat kloning diri kita dan merubahnya menjadi robot, membuat rumah masa depan yang anti gempa, dsb. Yang lebih asyik lagi, kami bisa bermain secara gratis yang dikhususkan pelajar universitas/sekolah di Australia (consession). 

Flinders Station di pagi hari

Spotswood station, saat menuju Scienceworks

Gedung Scienceworks tampak depan

Puas bermain selama kurang lebih 1 jam, kami melanjutkan perjalanan ke Werribee Zoo menggunakan kereta (railway). Perjalanan selama 45 menit untuk tiba di kebun binatang ini terbayarkan dengan pemandangan yang wow. Pasalnya, kebun binatang ini luasnya bisa sampai berhektar-hektar. Kami benar-benar layaknya berada di savana di Afrika. Kami pun mengelilingi taman margasatwa ini dan ikut merasakan tur gratis (safari trip) yang disediakan oleh pihak tempat wisata selama 1 jam.  

We are in Werribee Zoo!

'Come and have a seat!', said Lion, Hippo and their friends

Amazing view of zoo, 11-12 sama padang savana di Afrika

Sekumpulan zebra Afrika


Hello jerapah!
Tak terasa hari sudah sore. Kami kembali ke kota dan menyempatkan waktu late lunch di warung makan Padang Salero Kito yang berlokasi di Bourke street. Setelah itu, kami kembali ke hotel untuk sholat dan beristirahat sejenak. Kurang puas? Kami pun kembali mengitari jalanan demi mengunjungi University of Melbourne, he he he. Dengan hanya satu kali naik trem dari depan hotel, kami tiba di depan universitas terbaik di Australia tersebut. 

Yes, this is Melbourne Uni my friend

Foto di gate 10, spot wajib! hehe

Di dalam universitas, kami mengambil beberapa foto di tempat-tempat 'iconic' seperti Quadrangle hall, Quadrangle tower dan Gate 10 di depan Gattran street. Langit makin lama makin gelap dan sudah saatnya kami kembali ke hotel.

Lupa nama gedungnya, tapi tower ini memang iconic banget


Hi, we're in Melbourne Uni
Di dalam Quadrangle hall

Hari ketiga (9 Desember 2014) kami mulai dengan mengunjungi Queen Victoria Market. Di dalam pasar yang terkenal ini, kami menemukan aneka penjual mulai dari sayur-mayur dan bahan makanan, produk seafood, daging, keju, roti, dan pernak-pernik atau souvenir khas Australia. Saya juga merasakan sarapan menikmati coklat hangat ditemani sepotong cheese and cherry strudel yang pas dengan dinginnya udara Melbourne. Usai sarapan, ya perjalanan dilanjutkan dengan mengunjungi pusat-pusat wisata seperti Victoria State Library yang cozy dan arsitekturnya yang T.O.P, Royal Exhibition building, Cook's cottage, Parliament House dan berkeliling kota menggunakan City Circle Tram yang gratis. 

Hot chocolate and cheese and cherry strudel 
City Circle Tram



Art exhibition di dalam Victoria State Library

I love this building! La trobe library di Victoria State Library

Royal Exhibition, kira-kira berapa duit kalau mau ngadain acara di sini ya? :p
Parliament House



Segar banget lihat bunga-bunga yang ada di dalam  Conservatory

Cook's Cottage
Saat hari sudah siang, kami memutuskan untuk kembali ke hotel sambil menyusuri Yarra river untuk foto sejenak di dekat Queens bridge. Sepintas jadi teringat Brisbane river bulan Juni lalu. Oke, lanjut kita? Yup, rasa capek ternyata nggak menyurutkan niat kami melanjutkan perjalanan ke Brighton Beach. Kalau kamu ke Melbourne, sangat amat wajib ke sini. Biarpun pemandangannya masih lebih bagus pantai-pantai di Sydney (bukan narsis lho! :p) tapi yang menarik adalah melihat gubuk berwarna-warni yang konon katanya dijadikan shelter orang-orang yang berjemur. Langit yang cukup cerah ditambah kontrasnya warna air laut, pasir dan bathing boxesnya bikin saya senang mengambil foto dari berbagai angle di pantai ini. 

Queensbridge dan pemandangan sepanjang Yarra river

Yarra river
Deretan rumah berwarna-warni di Brighton beach tampak depan
Bagus juga kan kalau tampak dari belakang? :)
Shrine of Remembrance
Alhamdulillah banget, pas summer begin waktu matahari terbenam lebih lama, jadi langit masih terang sekitar pukul 6 sore. Jalan-jalan ditutup dengan mengunjungi Shrine of Remembrance dan makan malam di Malay restaurant. 

Hari terakhir (10 Desember 2014) enaknya kemana ya? Karena waktu yang cuma punya setengah hari (maklum karena jadwal pesawat kembali ke Sydney), saya dan teman-teman hanya pergi ke Federation Square dilanjutkan sarapan sehat di Degrave street, salah satu rekomendasi laneaways di sekitar Flinders Station dan berbelanja di H&M, Bourke street. Rasanya tak lengkap kalau tidak ada yang bisa dibeli di kota ini, meskipun hanya sepotong baju $15. Untung saat itu, saya nggak kalap, he he he.

Hosier Laneway, salah satu tempat grafitti street art di Melbourne

Salah satu street art di Hosier Laneway

Pusat perbelanjaan di Bourke street
Well, sekian dulu pengalaman saya berwisata ke Melbourne ya. Saya senang bisa menghabiskan waktu di kota ini dan menyimpannya di hari-hari terakhir saya berada di Australia. Semoga bisa jadi rekomendasi tempat wisata yang bisa teman-teman kunjungi juga suatu hari nanti ya. Insha'Allah. :)

Thursday, December 4, 2014

TIGA PULUH HARI YANG TERSISA



Assalamualaikum.

Dear all,

This is it. The day 30 before I leave Sydney, my second home where I have mostly spent my time for the last one year. 

Setelah saya pernah menulis bagaimana perasaan saya akan berpisah meninggalkan tanah air di sini, sekarang saya harus kembali mengulang perasaan itu. Hari ini tepat 30 hari sebelum saya kembali ke Indonesia, tanah kelahiran saya. Sedih? Ya, sejujurnya. Akan tetapi, di sisi lain saya juga bahagia karena pada akhirnya saya bisa kembali ke pelukan keluarga setelah kurang lebih satu tahun berpisah.

Sydney is such a beautiful place to live. Banyak kenangan yang dia tinggalkan untuk saya, termasuk kenangan saya bersama kedua orang tua saat mereka tengah menjenguk saya minggu lalu. Meski hanya cuma sebentar, tapi waktu terasa lama saat saya bisa berkesempatan untuk bercengkerama dan melihat senyum mereka dari jarak dekat. Sayang, ada satu hal yang terasa kurang. Adik saya tidak bisa turut serta dalam perjalanan mereka ke Sydney karena dia kini tinggal dan bekerja di Manokwari, Papua Barat. 

Mama, saya dan Papa di depan Harbour Bridge

Saya benar-benar bersyukur, selama kurang lebih 11 bulan tinggal jauh dari orang tua, saya merasakan kehangatan dari teman-teman Indonesia yang sudah saya anggap seperti keluarga. Meskipun kadang kala, kami disibukkan dengan agenda kami masing-masing, tapi saya senang bisa menghabiskan waktu bersama mereka. Terlebih jika kami sudah dibebani dengan tumpukan tugas essay dan berbagai persiapan menghadapi ujian. Selain itu, teman-teman saya lainnya yang berasal dari  Australia dan penjuru dunia lain telah banyak mengisi keseharian saya. Suka, duka bahkan kesal pernah saya alami. Tapi, dengan begitu saya jadi belajar menjadi wanita yang lebih dewasa dan mandiri. Tidak hanya mandiri mengurus urusan pribadi, tapi mandiri dalam bersikap. Terlebih lagi pada kondisi budaya dan tradisi yang jauh berbeda dengan kondisi di tanah air. Saya bersyukur pernah tinggal jauh dari orang tua saat kuliah S1, jadi saya mungkin tidak terlalu banyak menemui kesulitan beradaptasi dengan hal-hal yang semua "serba sendiri", he he he.

30 hari ini akan saya tandai dengan baik dan insha'Allah saya akan coba mempergunakan waktu yang tersisa ini dengan lebih bijak. Saya akui persiapan berangkat dan pulang itu sama-sama berat. Banyak hal yang harus diselesaikan, termasuk satu mata kuliah terakhir saya, Independent Study. Saya berniat menerbitkan tugas terakhir saya ini ke dalam jurnal ilmiah internasional dan jika berhasil, ini akan menjadi tulisan pertama saya di kancah internasional. Aamiin.

Sementara ini saja ya. Sydney makin panas tapi hujan selalu mengguyur kota dalam beberapa hari terakhir. Terima kasih atas segala ucapan selamat yang dihaturkan kepada saya. Saya senang sebentar lagi bisa menyelesaikan studi ini. Semoga 30 hari ke depan, saya bisa menemukan pengalaman dan kisah menarik lainnya yang akan menjadi penutup dari satu fase kehidupan saya. 

Foto bersama Australia Awards scholars pada acara Completion Ceremony, 26 November 2014

Tips Untuk Membuat Tamu Rumah Liburan Merasa Senang Di Rumah Anda

Pernahkah Anda memiliki perasaan tidak pasti bepergian ke suatu tempat untuk tinggal bersama keluarga yang tidak Anda kenal dengan baik? ...