Sunday, October 1, 2017

Wisata Terapung di Lok Baintan



Ada yang sudah pernah ke Kalimantan Selatan? Kira-kira apa ya yang terkenal dari Kalimantan Selatan? Batu akik? he he he. Batu akik atau permata asal Kalimantan Selatan - atau lebih tepatnya Martapura - memang tersohor sampai ke pelosok nusantara. Tapi, sebenarnya banyak hal lain yang unik dari Kalimantan Selatan.

Kamu tentu tahu 'kan kalau Kalimantan Selatan memiliki satu sungai terpanjang di Indonesia? Yup, sungai Barito. Sungai ini adalah sungai terpanjang ketiga di Indonesia setelah sungai Kapuas dan Mahakam. Sungai Barito menjadi sungai terpenting di Kota Banjarmasin, karena merupakan salah satu pusat perdagangan dan perekonomian warga. Kenapa begitu? Di sungai ini terjadi transaksi jual beli yang tidak biasa karena dilakukan di atas air. Tak heran lantas disebut sebagai pasar terapung.

Konon, dulu sebenarnya ada banyak pasar terapung di Kalimantan Selatan. Bahkan salah satunya sempat menjadi tempat syuting iklan 'RCTI Oke', lho! (mungkin kamu masih ingat ya?) Pasar ini dinamakan pasar terapung Muara Kuin. Namun, makin ke sini, banyak pasar yang akhirnya 'punah' . Sekarang hanya tersisa dua yang masih bertahan, yaitu Muara Kuin dan satu lagi Lok Baintan. Lokasi keduanya cukup berjauhan - Muara Kuin sendiri berada di Kota Banjarmasin, sementara Lok Baintan ada di Kabupaten Banjar. Meskipun Muara Kuin pernah menjadi primadona, tapi geliatnya sudah tidak seperti dulu. Pasar terapung Lok Baintan kini justru tengah 'naik daun'. Bahkan menurut orang Banjar sendiri, pasar terapung ini lebih banyak dicari oleh  wisatawan dari luar Kalimantan Selatan.

Suasana pasar yang sudah mulai ramai di kala hari sudah mulai terang

Berbeda dengan Muara Kuin yang berada di hulu sungai Barito, pasar terapung Lok Baintan berada di sungai Martapura. Untuk sampai ke pasar terapung Lok Baintan, kamu bisa menempuh jalur sungai selama 45 menit. Waktu mau ke sana, saya kebetulan sedang dalam perjalanan dinas di Kota Banjar Baru. Setelah dipikir-pikir, rasanya sayang banget kalau sampai tak sempat datang ke Lok Baintan. Dalam waktu yang terbilang mepet, saya dan kelima teman dinas saya akhirnya memutuskan berkunjung ke Lok Baintan sebelum melakukan tugas penelitian. Mengingat kami berenam menginap di Banjar Baru, kami pun harus menempuh jalan darat ke Banjarmasin terlebih dahulu, baru menyambung dengan menaiki perahu klotok ke Lok Baintan.

Alhamdulillah, perjalanan darat ke Banjarmasin hanya ditempuh kurang lebih 45 menit karena jalanan terbilang masih sepi. Sesampainya di Banjarmasin, kami kemudian harus menyewa perahu klotok. Perahu klotok adalah semacam perahu kayu kecil bermotor yang bisa diisi hingga 10 orang. Salah satu dermaga yang biasa melayani perjalanan sungai menuju Lok Baintan adalah dermaga bawah jembatan di daerah Banua Anyar. Lokasinya tepat di Rumah Makan Soto Bang Amat. Harga sewa perahunya sendiri Rp300.000,-. 

Suasana saat berangkat menuju Lok Baintan, langit masih gelap



RM Soto Bang Amat yang jadi dermaga perahu-perahu menuju Lok Baintan

Perahu klotok kami (kanan) yang terparkir di dermaga

Setelah menyempatkan diri sholat subuh di langgar dekat dermaga, saya dan teman-teman berangkat menuju Lok Baintan dalam kondisi langit masih gelap. Udara waktu itu juga masih dingin dan belum ada pemandangan yang bisa dilihat, he he he. Ketika sampai di pasar terapung jam 6 pagi, kami pun disambut dengan wajah ceria ibu-ibu penjual sayur dan buah. Sambil menaiki perahu kayu atau jukung, dalam bahasa Banjar, mereka satu per satu menghampiri klotok kami. Beberapa di antara mereka ada yang menggunakan topi capil, bahkan ada yang memoles wajahnya dengan bedak dingin. Lucu deh, he he he.

Ibu-ibu itu ternyata ramah banget dan mereka tidak bosan menawarkan barang dagangannya kepada kami dengan wajah tersenyum. Mereka bahkan tidak segan menawarkan kami untuk berfoto di atas perahu mereka sambil memegangi barang jualan. Kalau mau pakai topi capilnya si ibu juga boleh banget kok. Mungkin itu juga trik si ibu untuk menggaet pembeli. 

Suasana pasar yang mulai ramai dengan ibu-ibu penjual

Para pedagang pasar terapung yang selalu ceria dan tersenyum

Sensasi menaiki jukung bersama ibu penjual, benar-benar pas di badan, he he

Saya dan teman-teman dinas selama di Banjar Baru - dua orang bapak itu adalah penduduk asli Banjar

Dagangan yang dijual ibu-ibu ini bermacam-macam, mulai dari sayur, buah, ikan asin, ikan basah, hingga panganan nasi bungkus dan kue khas Banjar. Yang tak boleh terlewat untuk dibeli adalah buah-buahan khas Kalimantan dan ikan asinnya. Salah satu yang jadi incaran saya adalah jeruk siam Banjar yang bentuknya hijau besar dan rasanya seperti jeruk sunkist. Manis dan segar. Kalau kamu berani, kamu juga bisa mencicipi buah khas Kalimantan lainnya, seperti buah mentega, mundar dan kasturi. Rasanya unik. 

Buah-buahannya dijual dalam keranjang, jadi tidak ditimbang. Satu keranjang jeruk dihargai Rp50.000,-, sedangkan seplastik ikan asin dibandrol Rp25.000,-. Mahal memang, tapi tak apalah, hitung-hitung bagi rejeki ke mereka. Mereka kebetulan memetik buah dari kebun yang berada di luar desa. Kalau mau menawar, tentu boleh saja. Tapi sepanjang saya nawar, ujung-ujungnya tetap tidak dikasih sama si ibu, he he he. Akhirnya saya putuskan hanya membeli setengah keranjang jeruk dan seplastik ikan asin untuk dibawa pulang. Lumayan, mungkin kalau ditimbang jeruknya bisa sampai 1,5 kilo. Barang dagangan pun dibungkus menggunakan tas anyaman... sangat tradisional.

Buah mundar, manggis mini yang rasanya asam manis

Hasil belanjaan saya dari Lok Baintan

Menikmati jeruk siam Banjar yang manis dan segar saat kembali ke hotel

Oya, perlu diingat ya bahwa pasar terapung ini hanya buka saat pagi hari saja, yaitu sejak sekitar jam 6 hingga jam 9 pagi. Jadi jangan sampai telat! Waktu yang paling pas untuk datang ke pasar terapung Lok Baintan adalah sekitar jam 6-7 pagi. Di jam-jam ini, pedagang sudah banyak yang berkumpul. Jangan lupa membawa uang tunai secukupnya. Kalau mau ikutan pakai sistem barter seperti penduduk lokal, mungkin juga tak apa, he he. Lalu setelah puas berfoto dan berbelanja, kamu juga bisa sekalian sarapan di atas perahu. Kamu bisa membeli nasi kuning dan aneka kue khas Banjar seperti bingka, apang dan kue pisang. Tapi kalau kamu lebih senang membeli sarapan saat kembali ke Banjarmasin, jangan lupa untuk mampir dulu di Soto Bang Amat ya, biar jadi pelengkap perjalananmu di Lok Baintan. Semoga bisa menyusul ya! :)


No comments:

Post a Comment

Tips Untuk Membuat Tamu Rumah Liburan Merasa Senang Di Rumah Anda

Pernahkah Anda memiliki perasaan tidak pasti bepergian ke suatu tempat untuk tinggal bersama keluarga yang tidak Anda kenal dengan baik? ...