Kalau bicara soal Melaka, yang ada di benak kita mungkin adalah tentang kota bersejarah di Malaysia. Terletak di sisi selatan semenanjung Malaysia, kota Melaka menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Asia Tenggara dan dinobatkan sebagai situs warisan dunia UNESCO. Tak heran kalau kota ini punya banyak sekali hal yang bisa dieksplorasi, baik tempat wisata maupun kulinernya.
Ngomong-ngomong soal kuliner, Melaka ternyata punya segudang kuliner enak yang tak boleh dilewatkan. Konon selama berabad-abad lalu telah terjadi akulturasi budaya antara etnis Melayu, Cina, India dan Arab di kota Melaka. Itulah sebabnya, ragam kuliner di sini begitu berwarna. Saya pun penasaran untuk mencicipi kelezatan beberapa kuliner di kota ini, dan yang pasti halal. :)
Mencari kuliner halal di kota-kota besar di Malaysia, seperti Kuala Lumpur memang tidak sulit, tapi kita harus pintar-pintar untuk menemukan tempat makan halal di Melaka. Maklum saja, kuliner Melaka memang banyak didominasi oleh kuliner Peranakan atau Chinese food yang belum tentu halal. Kuliner tersebut banyak ditemukan di kawasan Jonker Street.
Tapi, tak perlu khawatir bagi wisatawan Muslim yang hendak berlibur ke kota Melaka. Beberapa ragam kuliner khas Melaka yang halal bisa ditemukan di tempat-tempat yang saya rekomendasikan berikut ini. Meskipun ada beberapa yang memang belum sempat saya datangi. Silahkan dicatat. Siapa tahu bisa jadi referensi kuliner kamu di liburan berikutnya. :)
Ngomong-ngomong soal kuliner, Melaka ternyata punya segudang kuliner enak yang tak boleh dilewatkan. Konon selama berabad-abad lalu telah terjadi akulturasi budaya antara etnis Melayu, Cina, India dan Arab di kota Melaka. Itulah sebabnya, ragam kuliner di sini begitu berwarna. Saya pun penasaran untuk mencicipi kelezatan beberapa kuliner di kota ini, dan yang pasti halal. :)
Mencari kuliner halal di kota-kota besar di Malaysia, seperti Kuala Lumpur memang tidak sulit, tapi kita harus pintar-pintar untuk menemukan tempat makan halal di Melaka. Maklum saja, kuliner Melaka memang banyak didominasi oleh kuliner Peranakan atau Chinese food yang belum tentu halal. Kuliner tersebut banyak ditemukan di kawasan Jonker Street.
Tapi, tak perlu khawatir bagi wisatawan Muslim yang hendak berlibur ke kota Melaka. Beberapa ragam kuliner khas Melaka yang halal bisa ditemukan di tempat-tempat yang saya rekomendasikan berikut ini. Meskipun ada beberapa yang memang belum sempat saya datangi. Silahkan dicatat. Siapa tahu bisa jadi referensi kuliner kamu di liburan berikutnya. :)
1. Ee Ji Ban Chicken Rice Ball
Entah bagaimana sejarahnya, tapi kuliner yang satu ini hanya bisa ditemukan di kota Melaka. Kalau dilihat-lihat, makanan ini sepintas sama dengan nasi Hainan yang banyak dijual di Singapura. Menunya terdiri dari nasi gurih dan potongan dada ayam rebus atau panggang. Hanya saja yang membedakan adalah bentuk nasinya. Nasinya sengaja dibentuk bulat menyerupai bola bekel. Tak heran kalau makanan ini kemudian dinamai chicken rice ball.
Di Melaka, sebenarnya banyak kedai makan yang menjual chicken rice ball, tapi umumnya tidak halal. Untuk menemukan yang halal, kamu harus pergi ke daerah Bandar Hilir, Melaka. Di sana, ada satu kedai makan yang menjual chicken rice ball halal. Namanya kedai makan Ee Ji Ban. Meskipun tempatnya tak begitu luas, kedai ini selalu ramai oleh pengunjung. Jadi siapapun yang mau ke sini harus sedikit bersabar dan rela antri untuk mendapatkan tempat duduk.
Nasi bulatnya sendiri dijual dengan jumlah kelipatan lima. Kamu bisa memilih mau memesan 5, 10 atau 15 buah rice ball. Ayamnya pun bisa kamu pesan mix atau dua macam sekaligus - ayam yang direbus (boiled chicken) dan dipanggang (roasted chicken). Menu lain yang recommended di tempat ini adalah sup bakso ikan, sotong bakar dan tumis kangkung balacan. Maknyus! Dari segi harga, kedai makan ini juga tidak memasang harga yang terlalu mahal dan menurut saya masih relatif aman di kantong. Apalagi jika makan bersama keluarga atau teman, dijamin lebih hemat. :)
Setengah ekor ayam (boiled dan roasted), beserta nasi bola dan tumis kangkung belacan. |
Ee Ji Ban Chicken Rice Ball
Lokasi: Jalan Melaka Raya 3, Taman Melaka Raya, Melaka, Malaysia
Buka: Senin - Minggu, pukul 10.00 - 21.30
2. Restoran Seri Nyonya - Hotel Equatorial
Masakan khas Baba Nyonya yang ada di Restoran Seri Nyonya (Photo credit: http://www.rebeccasaw.com/) |
Jika datang ke kota Melaka, patut untuk mencoba masakan tradisi setempat yaitu masakan khas Peranakan, atau sering disebut Baba Nyonya. Masakan Baba Nyonya hadir karena bercampurnya budaya Tionghoa ke dalam kuliner Melayu. Masakan Baba Nyonya kental dengan perpaduan bumbu yang kuat, termasuk bumbu kari yang menjadi ciri khas kuliner Melayu.
Salah satu masakan Baba Nyonya yang sangat populer adalah Nyonya Laksa. Di samping itu, Ayam Pongteh juga menjadi masakan Peranakan yang ada di Melaka, yaitu sejenis semur ayam namun dimasak dengan tambahan bumbu tauco (fermentasi kedelai) dan jamur hitam. Untuk bisa menikmati masakan Baba Nyonya yang halal, kamu bisa datang ke Restoran Seri Nyonya yang terletak di dalam Hotel Equatorial, Melaka. Restoran ini adalah satu-satunya restoran Baba Nyonya yang telah bersertifikat halal.
Beragam kuliner khas peranakan bisa ditemukan di sini, mulai dari Popiah (atau lumpia), Ayam Pongteh, Mee Nyonya, ikan goreng Chili Garam, hingga dessert seperti Sagu Gula Melaka dan Cendol Durian.
Ayam Pongteh (Photo credit: http://www.rebeccasaw.com/) |
Restoran Seri Nyonya
Lokasi: Level 3, Hotel Equatorial, Bandar Hilir, Melaka
Buka: Senin - Minggu, pukul 12 - 14.30 (lunch); pukul 18.30 - 22.30 (dinner)
3. Pak Putra Tandoori dan Naan
Ayam Tandoori, lengkap dengan roti Naan isi keju dan nasi Briyani |
Jika sudah bosan dengan masakan Melayu, maka masakan India mungkin bisa menjadi referensi kuliner di Melaka selanjutnya. Saya pada dasarnya suka dengan masakan India, dan restoran yang satu ini cukup menggoyang lidah saya. Restoran Pak Putra adalah restoran India yang paling ramai dan lezat di Melaka. Hal ini tidak cuma diakui oleh wisatawan asing yang datang ke Melaka, tetapi juga oleh masyarakat setempat. Saya sempat tanya ke salah satu driver Grab yang mengantar saya dan keluarga. Saya pun sudah membuktikannya sendiri, restoran ini penuh oleh pengunjung dan pelayan tampak sibuk mengantarkan makanan ke meja-meja pengunjung.
Restoran yang buka mulai petang hingga dini hari ini menyajikan menu khas India yakni Roti Naan dan Ayam Tandoori. Roti Naan adalah roti pipih yang bentuknya mirip seperti roti pita. Roti Naan terbuat dari tepung gandum yang diberikan ragi sehingga bentuknya mengembang, kemudian dimasak dengan cara ditempelkan pada oven tanah liat tradisional bernama Tandoor. Sementara Ayam Tandoori adalah sejenis ayam bakar yang rasanya pedas karena sebelumnya dibumbui dan direndam dengan campuran garam masala, yogurt, bawang putih, jahe, bubuk cabai dan lada merah. Tak heran kalau kuliner khas India mampu membangkitkan selera makan karena memang dimasak dengan rempah yang kuat. Restoran ini benar-benar mengingatkan saya pada salah satu restoran India terkenal di daerah Enmore, Sydney.
Yang tak kalah menarik dari restoran ini adalah pengunjung dapat menikmati pemandangan para pelayan restoran yang sedang menyiapkan pesanan mereka, mulai dari saat memasak Ayam Tandoori di dalam oven Tandoor, membuat Roti Naan hingga menyajikan makanan yang telah matang ke atas piring. Dapur restoran ini memang berada di luar, sehingga pengunjung dapat bebas melihat proses memasak. Sesekali ada juga pengunjung yang tak segan untuk melihat lebih dekat dan mengabadikannya dengan kamera, seperti saya.
Menurut saya, Ayam Tandoori di restoran ini memang enak dan kaya rasa. Selain itu, ayamnya juga empuk dan bumbunya meresap sempurna, jadi rasa pedasnya terasa. Sebagai pendamping si ayam, saya dan keluarga memesan Cheese Naan dan nasi Briyani. Menurut adik saya, rotinya tebal dan empuk. Kejunya juga terasa. Sedangkan saya sendiri menikmati ayam dengan nasi Briyani. Nasinya tidak terlalu kering dan rasa gurih berempahnya juga nikmat. Cocok jika disantap dengan kari sayuran yang pilihannya lumayan beragam. Oh ya, jangan lupa untuk memesan Mango Lassi yang merupakan minuman segar khas India yang terbuat dari campuran mangga, yogurt, gula dan kapulaga.
Pak Putra Tandoori dan Naan
Lokasi: Taman Kota Laksamana, Melaka
Buka: Selasa - Minggu, pukul 17.00 - 01.00
Satu lagi makanan yang banyak ditemui di Malaysia dan dipengaruhi oleh budaya India adalah roti canai. Roti canai juga sejenis roti pipih (flatbread) namun dipanggang menggunakan minyak. Di Indonesia, roti canai - lebih dikenal dengan roti cane atau roti maryam - dihidangkan dengan kari kambing atau domba.
Karakteristik roti ini adalah rotinya yang empuk di dalam, namun garing di luar. Di Malaysia, roti canai begitu populer dan banyak dijual di warung-warung kaki lima atau pun rumah makan mamak. Pendampingnya bisa macam-macam, bisa berupa kari ayam, kari kambing, atau hanya disantap dengan taburan gula atau susu kental manis.
Di Melaka, ada satu penjual roti canai yang konon sudah ada sejak tahun 1990-an, yaitu Roti Canai Awang. Awang adalah nama pemilik tempat makan ini. Kedai Awang memang masih sederhana dengan jumlah tempat duduk yang terbatas. Jadi jangan kaget kalau pembeli harus rela menunggu giliran untuk makan, apalagi saat akhir pekan.
Ada dua jenis roti yang disajikan di kedai ini yaitu roti canai kosong dan roti canai telur. Menurut masyarakat setempat, Roti Canai Awang memang juara, apalagi jika disantap dengan kari. Ada tiga macam menu kari yang dijual, yakni kari ikan jenahak, sotong dan pari. Meskipun tidak lagi dimasak menggunakan kayu bakar, cita rasa Roti Canai Awang pun katanya tidak berubah. Rotinya terasa tebal, tapi tetap garing di luar. Sayang, saya tidak sempat mampir ke kedai roti ini.
Roti Canai Awang
Lokasi: Jalan Delima 10, Taman Bukit Melaka, Melaka
Buka: Selasa - Minggu, pukul 07.00 - 11.00
Pak Putra Tandoori dan Naan
Lokasi: Taman Kota Laksamana, Melaka
Buka: Selasa - Minggu, pukul 17.00 - 01.00
4. Roti Canai Awang
Roti canai lengkap dengan kari ikan Jenahak dan ikan Pari (Photo credit: Aliaa C via https://foursquare.com/) |
Satu lagi makanan yang banyak ditemui di Malaysia dan dipengaruhi oleh budaya India adalah roti canai. Roti canai juga sejenis roti pipih (flatbread) namun dipanggang menggunakan minyak. Di Indonesia, roti canai - lebih dikenal dengan roti cane atau roti maryam - dihidangkan dengan kari kambing atau domba.
Karakteristik roti ini adalah rotinya yang empuk di dalam, namun garing di luar. Di Malaysia, roti canai begitu populer dan banyak dijual di warung-warung kaki lima atau pun rumah makan mamak. Pendampingnya bisa macam-macam, bisa berupa kari ayam, kari kambing, atau hanya disantap dengan taburan gula atau susu kental manis.
Di Melaka, ada satu penjual roti canai yang konon sudah ada sejak tahun 1990-an, yaitu Roti Canai Awang. Awang adalah nama pemilik tempat makan ini. Kedai Awang memang masih sederhana dengan jumlah tempat duduk yang terbatas. Jadi jangan kaget kalau pembeli harus rela menunggu giliran untuk makan, apalagi saat akhir pekan.
Ada dua jenis roti yang disajikan di kedai ini yaitu roti canai kosong dan roti canai telur. Menurut masyarakat setempat, Roti Canai Awang memang juara, apalagi jika disantap dengan kari. Ada tiga macam menu kari yang dijual, yakni kari ikan jenahak, sotong dan pari. Meskipun tidak lagi dimasak menggunakan kayu bakar, cita rasa Roti Canai Awang pun katanya tidak berubah. Rotinya terasa tebal, tapi tetap garing di luar. Sayang, saya tidak sempat mampir ke kedai roti ini.
Roti canai kosong dan roti canai telur (Photo credit: Jenice Loo via https://www.google.co.id/) |
Roti Canai Awang
Lokasi: Jalan Delima 10, Taman Bukit Melaka, Melaka
Buka: Selasa - Minggu, pukul 07.00 - 11.00
5. Cendol Durian Bibik House
Setelah puas menyantap makanan-makanan berat tadi, selanjutnya adalah mencicipi hidangan pencuci mulut khas Melaka, yakni cendol durian. Buat penyuka durian, minuman yang satu ini tidak boleh sampai ketinggalan. Cendol durian paling pas kalau dinikmati saat siang hari, atau ketika panas terik. Tenggorokan jadi terasa segar kembali.
Tak sedikit kedai penjual cendol di Melaka. Namun, satu yang sudah melegenda adalah Cendol Durian Bibik House yang berada di kawasan kuliner Jonker Street. Konon, cendol di kedai ini sudah turun temurun dan rasanya tak pernah berubah dari waktu ke waktu. Ada dua macam cendol yang dijual yaitu cendol biasa atau original, dan cendol durian yang rasanya maknyus.
Berbeda dengan cendol di Indonesia, cendol di Melaka disajikan dengan cara yang cukup unik. Mangkuk pertama-tama diisi dengan kacang merah, kemudian ditutup dengan es serut yang menggunung. Setelah itu, es disiriam dengan santan kental dan gula merah, sedangkan cendolnya sendiri ditaruh di tempat kecil secara terpisah. Cara makannya juga berbeda karena kita harus menunggu hingga esnya, lalu diaduk bersama dengan cendolnya.
Bagi saya, untuk rasa, cendol durian terasa jauh lebih enak dibandingkan yang cendol yang original. Berbeda dengan cendol durian yang dijual di dekat kantor saya di Jakarta, cendol durian di Melaka menggunakan daging durian tanpa biji yang diletakkan di antara gunungan es serut. Meskipun rasanya enak, saya justru lebih menyukai cendol versi Indonesia. Di Melaka, cendolnya terasa agak tebal dan kurang lembut.
Di kedai Bibik House, semangkuk cendol original dihargai 6 RM, sedangkan yang durian harganya lebih mahal 1 RM. Selain cendol, kedai ini juga menjual aneka makanan ringan dan snack khas Melaka, salah satunya pineapple tart, atau di Indonesia juga disebut dengan kue nastar.
Cendol Durian Bibik House
Lokasi: Jalan Hang Jebat, Melaka
Buka: Senin - Minggu, pukul 10.30 - 20.00 / 24.00
.
No comments:
Post a Comment