Thursday, November 6, 2014

PRIA DALAM DO'A


Teruntuk kamu yang ada dalam do'aku,

Ini memang sudah dini hari, tapi hatiku belum berhenti tergerak untuk menyebut namamu. Aku masih ingin mengangkat kedua tanganku sebelum aku berangkat tidur, membisikkan alunan do'a yang selalu hampir sama setiap harinya. 

Teruntuk kamu yang ada dalam do'aku,

Jika kamu hendak bertanya apa isi do'a tersebut, maka maafkanlah aku. Bahwasanya hanya aku dan pencipta-Mu lah yang pantas mengetahuinya. Karena aku meminta melalui-Nya maka kuharap Dia yang akan menjawabnya.

Teruntuk kamu yang ada dalam do'aku,

Ketahuilah bahwa cara ini yang membuatku tenang berada jauh darimu. Aku gelisah, kukatakan ini terus terang. Aku gelisah akan rindu yang membuncah kepadamu, yang kadang menghantuiku di kala sepi. Aku kesal hanya bisa mengirimkanmu do'a-do'a ini. Tapi kukatakan ini bukan tanpa sebab. Karena kurasakan ada dinding besar membentang dalam perasaanku, sebut saja dinding keraguan. 

Teruntuk kamu yang ada dalam do'aku,

Ya, aku ragu. Aku ragu akan hadirnya sosokmu dalam beberapa kali mimpi yang mengganggu nyenyaknya tidurku. Tak tahukah dirimu kalau aku sesak dibuatnya. Aku ragu apakah perasaan ini sejatinya tepat jika harus kau yang memiliki. Singkatnya, aku meragukanmu. Aku meragukan setiap pesan manis yang kau balas dari balik ponselmu. Aku meragukan setiap senyum yang kau lempar untukku di antaranya. Ah, aku ragu. Hingga suatu malam pun aku ragu apakah aku harus terus menyebut namamu, wahai pria yang ada dalam do'aku.

Teruntuk kamu yang ada dalam do'aku,

Aku mengagumi sosokmu sedari dulu hingga kini. Mungkin dimulai saat pertama kali aku merasakan dekat denganmu, meski kini kau sudah kembali ke kotamu. Aku mengagumi caramu mengingatkanku pada-Nya. Aku mengagumi keuletanmu menuntut berbagai ilmu yang kau peroleh dalam hidupmu. Aku mengagumi kesabaranmu belajar menghadapi ujian-ujian terberatmu. Dan aku mengagumi setiap keyakinan yang kau bangun dalam dirimu, bahwa apa yang menurut kita baik belum tentu baik dari sisi-Nya. Bahwasanya hanya Dialah tempat kita menaruh harapan.

Teruntuk kamu yang ada dalam do'aku,

Jika memang hanya Dialah tempat kita menaruh harapan, maka biarkanlah aku untuk terus mendo'akanmu. Biarkanlah aku untuk terus menyebut namamu hingga tiba saat Dia menjawab semua do'a tersebut. Karena sejatinya aku sudah memilihmu.

Teruntuk kamu yang ada dalam do'aku,

Entah cepat atau lambat aku yakin kau akan membaca tulisan ini. Aku hanya berdo'a pada saat kau membaca ini, Dia sudah memberikan jawabannya. Aamiin.

*Ditulis pada pukul 2 dini hari.

Sydney, 7 Nov 2014
Seorang teman yang akan terus mendo'akanmu.

AR

No comments:

Post a Comment

Tips Untuk Membuat Tamu Rumah Liburan Merasa Senang Di Rumah Anda

Pernahkah Anda memiliki perasaan tidak pasti bepergian ke suatu tempat untuk tinggal bersama keluarga yang tidak Anda kenal dengan baik? ...