Sunday, December 11, 2016

QADARULLAH DAN KETIKA PINTU HIDAYAH TERBUKA



Assalamu'alaikum.

Teman-teman pernah nggak merasakan hal seperti dibukakan jalan sama Tuhan? Rasanya tuh seperti ketika kita sedang terkunci di dalam kamar mandi, lalu datang seseorang untuk menolong dan membukakan pintu hingga akhirnya kita bisa keluar? Saya yakin pernah ya.

Nah, kebetulan saya lagi nggak ada mood untuk menulis blog seputar jalan-jalan ataupun dunia perdapuran, he he he. Soalnya minggu-minggu ini saya lagi nggak boleh terlalu capek, jadi jarang bereksperimen dengan bahan makanan yang ada di dapur. Saya justru tengah asyik membaca buku berjudul Agar Doa Dikabulkan Allah yang ditulis oleh Bapak Manshur Abdul Hakim. Buku ini nggak cuma memuat tentang doa, namun juga beragam kisah orang-orang yang dikabulkan doanya oleh Allah, termasuk di dalamnya kisah para Nabi.

Jadi sudah beberapa hari ini, saya giat melanjutkan bacaan saya yang sempat terputus oleh kesibukan saya dengan deadline (ah, klise ya?). Hingga terakhir yang saya baca adalah kisah Nabi Musa as yang berdoa agar Allah memimpinnya ke jalan yang benar saat berusaha keluar dari Mesir untuk menghindari pasukan Fira'un yang berusaha untuk membunuhnya (QS. 28: 22).

Kisah ini lalu mengingatkan saya tentang satu hal, Qadarullah, atau takdir Allah. Kalau saja Nabi Musa as nggak segera meninggalkan Mesir, mungkin beliau nggak akan selamat dari kekejaman kaum zalim Fira'un. Tapi balik lagi... Qadarullah wama sya'a fa'alaAllah telah menakdirkan segala sesuatu, dan Dia berbuat menurut apa yang Dia kehendaki. Nabi Musa as pun akhirnya diselamatkan oleh Allah dan dipertemukan dengan sebuah keluarga yang kemudian menjadi keluarga barunya.
Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku.

Hmm, mungkin cara Allah memberikan tiap kebaikan pada hamba-Nya itu beda-beda ya. Seperti yang saya alami belum lama ini. Jadi, ceritanya alhamdulillah saya baru saja dikasih kepercayaan lagi sama Allah buat menimba ilmu di negeri Kincir Angin alias Belanda tahun 2017. Sebenarnya nggak lama, karena memang cuma short course 3 minggu tentang Sexual and Reproductive Health. Informasi mengenai short course ini juga awalnya saya dapatkan melalui keisengan saya buka-buka situs study finder tahun lalu. Berbekal informasi juga dari seorang teman, saya pun akhirnya menemukan short course mengenai kesehatan reproduksi yang diadakan oleh Royal Tropical Institute. 

Saya coba beranikan diri mendaftar dan alhamdulillah lolos. Saya pun sudah mendapatkan Conditional Letter dari pihak universitas akhir tahun 2015 lalu. Tapi sayangnya, saya nggak berhasil mendapatkan beasiswa NFP (Netherland Fellowship Program) karena nggak memenuhi salah satu persyaratan, yaitu belum diterima di universitas yang bersangkutan. "Loh, kok bisa? Kan tadi katanya sudah diterima?" Hehe, iya. Itu karena saya 'ujug-ujug' daftar NFP lebih dulu, baru kemudian daftar short course-nya. Maklum saya merasa nggak well-prepared waktu itu dan nggak memperhatikan semua persyaratannya. Alhasil, saya nggak bisa diikutkan pada program yang diadakan tahun 2016.

Saya pasrah. Kalau pun nggak jadi berangkat, ya mungkin bukan rejeki saya. Mungkin ada skenario lebih baik yang sudah Allah siapkan (misalnya saja, menikah? hihi ðŸ˜€). Tapi, ini mungkin yang namanya sudah Qadarullah ya. Akhirnya saya bisa diikutkan di program tahun berikutnya. "Yeah, alhamdulillah! Wah.. tapi masih tahun 2017. Masih lama.", pikir saya. Mau daftar NFP di tahun ini, belum juga kunjung ada pembukaannya. Pendaftaran NFP sendiri baru dibuka sekitar bulan Oktober/November. Entahlah, saya nggak tahu harus cari beasiswa apa lagi. Yang saya tahu hanya beasiwa NFP yang bisa membiayai pendidikan singkat seperti short course di Belanda. 


Namun kemudian di sinilah saya merasa pertolongan dan hidayah Allah itu sangat dekat. Tiba-tiba nggak ada angin nggak ada hujan, tanggal 31 Agustus lalu saya di-email oleh salah seorang tim course administrator dari Royal Tropical Institute. Terus terang saya kaget saat menerima email tersebut dan melihat subject atau judul email-nya: URGENT REMINDER! Aduh.. Tapi setelah saya baca, saya baru ngeh dia sebenarnya mengingatkan saya untuk apply  beasiswa StuNed (Studeren in Nederland).😀 Ternyata beasiswa StuNed juga menerima aplikasi untuk short course, dan nggak hanya untuk pendidikan Master atau PhD. Astaga, kemana saja sih saya? Seorang teman padahal sudah sempat men-tagging saya di Facebook perihal informasi beasiswa StuNed ini, tapi saya nggak hiraukan sama sekali.

Lalu saya pun panik karena deadline-nya satu hari setelah email tadi itu masuk di inbox saya alias besok harinya. Si pengirim email bahkan mengingatkan saya untuk segera memasukkan berkasnya saat itu juga, dan meminta saya untuk mencoba menghubungi pihak penyelenggara agar membolehkan saya menyusulkan berkas jika nggak selesai menyiapkan. Ya Allah, kumaha ieu? Saya 'kan nggak cuma isi formulir terus kirim, tapi saya juga harus melampirkan berkas yang lain, seperti fotokopi ijazah, transkrip, essay sampai surat persetujuan dari atasan. Aduh, ini yang sulit. Kalau bos saya lagi nggak ada di tempat, bagaimana? Belum lagi saya harus basa-basi dan menjelaskan tentang niat saya mengikuti kursus di Belanda. Nah, di sinilah lagi-lagi pertolongan dan hidayah Allah itu sangat dekat.
Believe you can, and you're half way there! - Theodore Roosevelt
Sore itu juga saya mencoba menghubungi pihak Nuffic Neso untuk menanyakan perihal deadline pengiriman berkas lamaran. Alhamdulillah, berkas lamaran bisa dikirim via pos dan masih bisa masuk hingga tanggal 1 September 2016 cap pos. Alhamdulillah, berarti masih ada waktu untuk mempersiapkan. Berbekal waktu cuma 2 jam setelah telepon saya tadi, saya memastikan draft surat persetujuan sudah saya buat dan formulir sudah saya isi, jadi esok harinya saya tinggal membuat essay dan menyiapkan kelengkapan yang lain. Dukungan dari beberapa teman di kantor turut menyertai saya dua hari itu. Alhamdulillah, seluruh berkas lamaran bisa terkirim dan beberapa minggu berikutnya saya mendapat informasi kalau berkas saya sudah diterima.


Setelah 2 bulan, masa penantian saya pun akhirnya berakhir. Skenario-Nya memang selalu tepat dan nggak disangka-sangka. Alhamdulillah saya mendapatkan beasiswa StuNed tersebut dan saya bersyukur masih diberikan kesempatan sama Tuhan. Tadinya, sempat terlintas dalam pikiran saya tentang bagaimana dengan rencana saya yang ini dan yang itu. Bagaimana kalau tahun depan saya menikah lalu hamil terus nggak jadi berangkat...? He he... ada saja pikiran-pikiran aneh yang lewat. Tapi lalu saya sadar, buat apa yang begitu dipikirin? Yeah, I mean we don't know what gonna be happened in the future. Just face it and do our best! Kalau memang Allah sudah menakdirkan begitu, ya jalani saja. Itu pun saya dapat sudah dengan usaha, kerja keras, doa and the power of kepepet. Perkara ada skenario-Nya yang lain nyelip di situ, ya itu cerita berbeda. Berdoa saja agar diberikan skenario yang terbaik. Well, kapan lagi saya bisa merasakan waktu puasa yang panjang di Belanda kan? (insyaa Allah) he he he. ðŸ˜€

Jadi, kembali ke konsep Qadarullah tadi, janganlah kita berhenti berdoa dan meminta diberikan kebaikan dari-Nya. Bersemangatlah meraih keinginan dan cita-cita, lalu minta tolong kepada-Nya untuk memudahkan jalan kita mendapatkannya. Jangan katakan 'andaikan aku mengerjakan ini, niscaya aku akan begini dan begitu', ya seperti saya tadi. Tiba-tiba, pas sudah lolos, semangat justru jadi mendadak kendor terus loyo, he he he. Tapi katakan, 'Qadarullah wama sya'a fa'ala'Allah telah menakdirkan segala sesuatu, dan Dia berbuat menurut apa yang Dia kehendaki. Mudah-mudahan ada salah satu pintu hidayah yang kemudian terbuka dan mengijinkan kita untuk masuk ke dalamnya, aamiin. 


Semoga pengalaman saya ini bisa memberikan semangat untuk teman-teman juga ya. ðŸ˜€
Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, maka Allah akan menunjukkan kepadanya jalan keluar dari kesusahan dan diberikan-Nya rezeki dari jalan yang tidak disangka-sangka. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. - (QS. At-Talaq (65): 2-3)

No comments:

Post a Comment

Tips Untuk Membuat Tamu Rumah Liburan Merasa Senang Di Rumah Anda

Pernahkah Anda memiliki perasaan tidak pasti bepergian ke suatu tempat untuk tinggal bersama keluarga yang tidak Anda kenal dengan baik? ...